SOLOPOS.COM - KENAKALAN—Kenakalan Studsy mengajak penonton menikmati musik dari zaman Barok, Klasik, hingga jazz. Konser bertajuk Naughtiness of Studsy ini digelar di auditorium jurusan Musik, ISI Jogja, Sabtu (24/3).(JIBI/Haria Jogja/Apriliana Susanti)

KENAKALAN—Kenakalan Studsy mengajak penonton menikmati musik dari zaman Barok, Klasik, hingga jazz. Konser bertajuk Naughtiness of Studsy ini digelar di auditorium jurusan Musik, ISI Jogja, Sabtu (24/3).(JIBI/Haria Jogja/Apriliana Susanti)

Kenakalan yang tak lazim, itulah yang dilakukan Student Symphonic Band (Studsy Band) di auditorium jurusan Musik, ISI Yogyakarta, Sabtu (24/3) malam.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Dengan 12 ragam instrumen tiup, perkusi, el bass, kontra bass dan piano, mereka bersenang-senang dengan repertoar dari berbagai zaman.

Naughtiness of Studsy-kenakalan Studsy menjadi tema unik yang diusung dalam konser berdurasi 2,5 jam ini. Mereka menyebut tema tersebut merupakan bentuk kenakalan Studsy dalam bermusik dan memainkan instrumen. Dalam konser itu, Studsy membawakan repertoar asli dan campuran yang dibuat untuk symphonic band.

“Dalam konser ini kami ingin mengobrak-abrik auditorium ini dengan kenakalan kami dalam bermusik dan memainkan instrumen. Biasanya kami formal, namun kami ingin nunjukin kalau kami juga bisa nakal, tapi nakal yang positif,” kata Danar Dono Dwi Kawuryan, selaku ketua konser kepada Harian Jogja, Sabtu (24/3).

Tengok saja bagaimana kenakalan mereka saat membawakan repertoar Impromtu for Studsy. Repertoar ini membawa penonton ke dalam era Barok yang tiba-tiba melompat ke dalam jazz rock dan jazz swing, hingga akhirnya terbuai oleh tiupan gaya klasik.

“Repertoar ini saya ciptakan spesial buat Studsy. Impromtu for Studsy Diciptakan berdasarkan komposisi dan tidak punya bentuk-bentuk yang baku. Ada penggabungan Barok, jazz rock, jazz swing dan ada gaya klasiknya juga,” terang Singgih Sanjaya, konduktor orkestra mengenai repertoar karyanya itu.

Tak hanya musik mereka saja yang nakal, bahkan konsep konser itu sendiri juga nakal. Mulai dari detasemen berkostum hitam dengan pistol mainan di tangan yang menyambut para penonton di pintu masuk, hingga Jack Sparrow dan James Bond yang berlarian di atas panggung.

Semua itu dihadirkan untuk semakin menguatkan kenakalan konser yang disiapkan sejak tiga bulan lalu ini.  Atas kenakalannya dalam berkreasi itulah, hujan pujian pun mereka terima. Hermien Kusmayati, Rektor ISI Jogja menilai, Studsy telah menjadi wadah yang positif tidak hanya bagi mahasiswa, namun juga bagi dosen.

“Ini merupakan wadah  yang postif bagi mahasiswa dan dosen. Semoga ini tidak hanya sekali dan kadang-kadang tapi terus berkesinambungan,” terang Hermien dalam sambutannya.

Singgih sendiri mengungkapkan, Studsy merupakan band yang unik. Di Indonesia, Studsy adalah satu-satunya band musik tiup.

“Band seperti Studsy ini langka sekali, bahkan di Indonesia cuma ada satu. Dari band-band lainnya, yang paling gayeng ya Studsy ini karena bisa dibawa kemana-mana, dari barok, klasik, hingga jazz,” jelas Singgih yang juga merupakan staf pengajar di almamaternya tersebut.

Konser Naughtiness of Studsy didukung oleh 57 musisi tiup seperti flute, klarinet, oboe, trumpet, horn, dan basson, dan 11 musisi perkusi, el bass, kontra bass, dan piano.

Mereka memainkan sembilan repertoar antara lain Impromptu for Studsy, Clarinet Candy, Pirates of Carribean, James Bond, Free World Fantasy, dan sebagainya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya