SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL-Pembangunan jalur jalan lintas selatan di wilayah Kabupaten Bantul, bagian timur terkendala belum diketahuinya titik sambung yang menghubungkan dengan Kabupaten Gunungkidul.

“Selama titik sambung dari Gunungkidul belum ditentukan, maka proses pembebasan tanah untuk pembangunan jalur jalan lintas selatan belum bisa dilanjutkan,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul Tri Saktiyana, Kamis (27/12/2012).

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Menurut dia, titik sambung jalur jalan lintas selatan yang menghubungkan Bantul-Gunungkidul diperlukan untuk menentukan garis lurus ketika jalur selatan akan melewati perbatasan antardua kabupaten itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Belum ditemukannya titik sambung kemungkinan karena masih adanya tarik ulur antara pemkab dengan warga yang akan terkena dampak pembangunan, terkait ganti rugi tanah, sehingga belum ada kesepakatan,” katanya.

Ia mengatakan proyek pembangunan jalur jalan lintas selatan sebagai rencana pembangunan jangka panjang dari pemerintah pusat ini, di wilayah Bantul akan melewati sepanjang pesisir selatan yang mencapai 17 kilometer. Namun, kata dia, sampai saat ini pembangunan jalur jalan tersebut baru terealisasi sekitar empat hingga lima kilometer.

Sementara tahun ini telah dianggarkan sebesar Rp3 miliar untuk pembebasan tanah, yang bersumber dari APBD Bantul dan “sharing” dengan Pemerintah Provinsi DIY.

Kendala utama realisasi jalan lintas selatan yakni tingginya harga tanah. Warga di beberapa lokasi mematok harga hingga Rp300.000 per meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya