SOLOPOS.COM - Ilustrasi budi daya porang (Kementan)

Solopos.com, SOLO -- Mantan pemulung asal Madiun, Jawa Timur, Paidi, kini jadi miliarder setelah membudidayakan tanaman porang. Bagaimana cara membudidayakan porang?

Porang adalah salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tanaman ini mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Saat memulai budi daya porang ada beberapa hal yang harus diketahui. Sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Selasa (4/2/2020), ada beberapa syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain keadaan iklim, intensitas cahaya 60%-70%, ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut.

Namun, yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100-600 meter di atas permukaan laut. Faktor tanah juga menjadi perhatian misalnya dibutuhkan tanah yang gembur atau subur dan tidak becek.

Kemudian tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang. Bergitu pula dengan derajat  keasaman  tanah  ideal  antara pH 6-7. Kondisi lingkungan naungan yang ideal yaitu Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.

Bila ingin budi daya porang, pertama yang dilakukan adalah persiapan lahan. Pada lahan datar, setelah lahan dibersihkan dari semak- semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm.

Pada lahan miring, lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

Kemudian bibit porang yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.

Kebutuhan benih per hektare dengan jarak tanam 0,5 m adalah umbi 1.500 kg (± 20-30 buah/kg), biji : 300 kg, bulbil : 350 kg (±170 – 175 buah/kg). Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November– Desember.

Tahap penanaman porang yaitu bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan. Tutup bibit dengan tanah halus/tanah olahan setebal ±3 cm.

”Tanaman porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif yaitu penyiangan, pemupukan, dan pengamanan pohon pelindung.”

Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan).

Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati. Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April-Juli. Rata-rata produksi umbi porang berkisar 10 ton per hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya