Harianjogja.com, KULONPROGO- Warga Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur kewalahan membersihkan eceng gondok yang ada di saluran Hosairo dan Zen. Mereka berharap Pemerintah membersihkannya sebab bisa menjadi pemicu banjir.
Apalagi, dari prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan akan semakin tinggi pada Januari dan Februari ini.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Banjir yang semakin sering melanda Kulonprogo sebenarnya sudah diprediksi sejak lama oleh beberapa Pemerintah Desa di Kecamatan Galur dan Panjatan.
Kepala Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur, Prapto Legowo sudah sejak lama mewanti-wanti keberadaan enceng gondok bakal mendatangkan musibah banjir ketika musim hujan tiba seperti saat ini.
“Kami sudah berkali-kali mengirimkan permohonan pembersihan sungai. Tapi tak pernah ada jawaban. Instansi terkait dalam hal ini seperti tidak peduli, padahal ancaman banjir benar-benar bisa diprediksi jika enceng gondok menumpuk di sungai,” papar Prapto, Jumat (10/1/2014).
Prapto membeberkan, Pemdes akhirnya melakukan pembersihan secara manual. Tapi upaya itu tidak bisa menyingkirkan enceng gondok secara maksimal mengingat persebaran vegetasi tersebut sudah sangat parah.
Baginya, peresoalan banjir merupakan masalah lawas yang tidak kunjung dicarikan solusi. Padahal penyebab utama terjadinya banjir sudah diketahui.
“Terjadinya banjir jelas karena air limpahan tidak lancar mengalir di saluran utama dua irigasi itu,” tandasnya.
Banjir yang kembali melanda Kulonprogo, Kamis (9/1/2014) lalu merupakan musibah kedua dalam rentang waktu tiga pekan.
Banjir pertama terjadi 20 Desember lalu akibat hujan mengguyur selama 12 jam. Hanya saja, skala banjir pertama lebih besar dibanding banjir yang baru saja terjadi Kamis lalu.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
