SOLOPOS.COM - ilustrasi puasa (freepik)

Solopos.com, SOLO – Di tengah pandemi Covid-19, sebentar lagi muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Umat Islam yang memenuhi syarat akan menjalankan  ibadah puasa selama sebulan penuh.

Dalam kondisi pandemi penyakit seperti saat ini, tentunya ibadah puasa memerlukan perhatian khusus. Selain menjaga imunitas tubuh untuk mencegah terserang virus corona ini, penting bagi kita untuk tetap memperhatikan asupan makan ketika tubuh tidak memperoleh asupan cukup saat berpuasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pola makan yang berubah, sepertinya juga akan memengaruhi kesiapan tubuh yang di saat yang sama harus menahan dari gempuran virus corona.

Mengutip dari Liputan6, Senin (13/4/2020) dokter spesialis gizi klinik, Dr. Tirta Prawita Sari, mengatakan walaupun sedang berpuasa dan berada di tengah pandemi corona kita dianjurkan untuk tetap memenuhi gizi seimbang.

“Asupan gizi sama saja, karena anjuran dietnya kan gizi seimbang. Jadi kalau sebelum pandemi sudah makan gizi seimbang, pada saat pandemi juga makan gizi seimbang. Perubahan asupan gizi hanya terjadi kalau tubuh Anda mendapatkan pemicu dari luar,” ujarnya pada Rabu (1/4/2020).

Dia menambahkan jika pemicu dari luar tubuh seperti infeksi, luka, baik infeksi karena virus corona maupun penyakit lainnya dapat memengaruhi jumlah pemenuhan gizi.

“Kalau tubuh kita sehat, tidak ada infeksi, tidak ada luka, maka kebutuhan kita sama saja. Enggak perlu ada perbedaan,” imbuhnya. Tak hanya itu, dr. Tirta juga membagikan beberapa anjuran saat berpuasa di tengah pandemi virus corona Covid-19 ini, berikut ulasannya:

Tak Ada Pasien Meninggal Dunia, Begini Strategi "Perang" Vietnam Lawan Corona

Pemenuhan gizi seimbang

Dr. Tirta mengatakan tidak ada anjuran khusus untuk menghadapi puasa kali ini. Namun, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah menjaga tubuh agar tidak terinfeksi. “Kebersihan diri harus dijaga, jangan keluar, jangan lupa cuci tangan, kalau ada pemicu dari luar baru minum vitamin tambahan. Makan yang baik serta ikuti anjuran gizi seimbang itu sudah cukup,” ujarnya.

Anjuran khusus bagi ODP dan PDP

Sedangkan bagi orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dr. Tirta memberikan anjuran khusus. Menurutnya, ODP boleh menjalankan Ibadah puasa selama tidak ada gejala dan tidak memiliki kebutuhan untuk meminum obat secara rutin. Lalu untuk PDP dianjurkan tidak berpuasa dulu mengingat asupan obat harus dikonsumsi secara rutin. “Prinsipnya sesuai kebutuhan saja, kalau ada obat yang perlu diminum ya tidak puasa,” terangnya.

Penderita komorbid

Bagi penderita penyakit komorbid seperti diabetes dan jantung, asupan juga perlu diperhatikan sesuai dengan penyakit yang diderita. Orang yang memiliki penyakit diabetes asupannya harus sesuai dengan anjuran dokter, seperti asupan apa saja yang harus dikurangi atau ditambahkan. Begitu pula bagi penderita penyakit jantung.

Dr. Tirta juga menjelaskan tentang asupan gizi seimbang yang dapat memengaruhi penderita penyakit komorbid. “Orang komorbid membuatnya lebih berisiko untuk terkena Covid-19. Dia harus menghindari, jangan sampai terinfeksi. Kalau ada kebutuhan maka asupan gizi harus ditambah, kalau tidak ya tidak perlu bahkan pada pasien komorbid sekalipun.”

Tukang Becak Digebuki Satpam & Dituduh Maling Di Solo Dapat Perhatian Ganjar Pranowo

Konsumsi Vitamin

Pemenuhan vitamin tidak diperlukan bagi orang dengan pola makan yang sudah teratur dan sesuai dengan gizi seimbang, imbuh dr. Tirta. “Tambahan multivitamin dibutuhkan kalau kebutuhan tubuh bertambah, kalau tidak ya untuk apa minum multivitamin kan gak ada gunanya.”
Pentingnya makan sahur

Nutrisionist Expert Youvit Gummy Vitamin, Rachel Olson, juga memberikan beberapa anjuran agar tubuh tetap fit saat menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi corona. Ia menyebutkan yang terpenting saat menjalankan puasa adalah jangan melewatkan makan sahur.

"Jangan mengabaikan makan sahur Anda, karena ada beberapa orang yang saat berpuasa tidak makan sahur. Akibatnya metabolisme tubuh menurun dan lebih rentan terserang infeksi, virus, dan penyakit," ungkapnya.

Jika makanan yang masuk ke tubuh Anda hanya saat buka puasa saja, berarti pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam tubuh masih kurang dan dapat menyebabkan metabolisme tubuh menurun.

Konsumsi air putih yang cukup

Pemenuhan air putih yang cukup saat sahur maupun berbuka puasa juga sangat penting bagi tubuh. Rachel mengatakan mengonsumsi minimal 1,5 liter air putih setiap harinya dapat menjaga metabolisme tubuh. "Air tidak hanya sebagai hidrasi saja dia mempunyai pengaruh besar terhadap perbaikan organ tubuh, jadi jangan sampai kekurangan air putih, ungkapnya.

Hindari makanan yang mengandung garam dan kafein

Selain itu, Rachel juga menegaskan agar menghindari makanan yang banyak mengandung garam dan kefein yang dapat membuat tubuh Anda cepat dehidrasi. "Hindari kopi, garam dan soda karena makanan ini dapat mengeluarkan air lebih banyak dan membuat cepat haus, jadi jangan sampai kahausan karena kebanyakan garam," kata Rachel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya