SOLOPOS.COM - Ilustrasi tabungan. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Kesadaran sebagian penduduk Indonesia dalam perencanaan keuangan masih rendah. Hal itu terpantau di Indeks Kesehatan Finansial yang dikerjakan perusahaan layanan keuangan GoBear Indonesia.

Dikutip dari Antara, 7 November 2019, sebanyak 63% pekerja di Indonesia tidak punya tabungan cukup ketika mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Dari responden yang disurvei, baru 37% pekerja yang punya dana cadangan selama enam bulan ketika kehilangan sumber pendapatan utama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Orang Indonesia merasa aman secara keuangan. Namun baru sebagian yang memiliki tabungan untuk mencukupi kebutuhan hingga enam bulan saat kehilangan pendapatan,” jelas Tris Rasika, Country Director GoBear Indonesia.

Dari riset tersebut, penduduk Indonesia ada yang belum memulai perencanaan keuangan kendati usianya sudah menginjak 35 tahun. Bahkan ada responden yang baru mempersiapkan dana pensiun saat usianya menyentuh angka 45 tahun karena merasa tabungan pensiun dari perusahaan sudah cukup.

Survei GoBear juga menunjukkan baru 43% masyarakat Indonesia merasa lebih mudah mengakses produk keuangan. Namun jumlah rata-rata produk keuangan yang dimiliki tiap responden hanya 7,91 produk dari 18 produk keuangan, dengan proporsi terbanyak produk tabungan dan asuransi kesehatan.

Siapkan dana cadangan

Di tengah ketidakpastian ekonomi global belakangan, ada baiknya setiap keluarga mempersiapkan kondisi tidak terduga. Money Under 30, hal mendasar yang dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti adalah dana cadangan.

Sebisa mungkin kita mempersiapkan dana cadangan untuk menghadapi kehidupan tanpa penghasilan setidaknya enam bulan ke depan sampai mendapat sumber pemasukan baru.

Besaran dana darurat

Besarnya dana darurat bisa disesuaikan kebutuhan masing-masing keluarga. The Balance menyusun beberapa daftar pengeluaran tetap dan variabel tambahan untuk menentukan besarnya dana darurat. Antara lain:

-Biaya untuk rumah (sewa, cicilan KPR, listrik, air, tagihan internet, perawatan, dll.)

-Asuransi (jiwa, kesehatan, pendidikan, dll.)

-Pajak

-Pembayaran utang dan cicilan

-Pengasuh anak atau penitipan

-Biaya hidup (bahan makanan, barang pribadi)

-Transportasi (bensin kendaraan pribadi, pemeliharaan kendaraan, dan angkutan umum)

Dari daftar tersebut, kita bisa mulai mencicil untuk mengamankan dana darurat. Bagi yang sudah punya anak, besaran dana tersebut ditambahkan variabel untuk anak seperti dana pendidikan dan sebagainya.

Pisahkan dana sesuai kebutuhan

Setelah dana darurat terkumpul, sebaiknya kelola dana tersebut terpisah dari tabungan sehari-hari. Tetapkan kesepakatan ketat kapan tabungan tersebut boleh diakses, misalkan saat anggota keluarga cedera dan butuh segera dioperasi.

Pikir dua kali saat hendak memakai dana darurat

Pertimbangkan juga untuk memarkirkan dana darurat di tempat yang menguntungkan secara investasi dengan risiko rendah dan gampang dicairkan. Dengan cara ini, paling tidak keluarga aman secara finansial selama beberapa saat dalam kondisi kehilangan sumber penghasilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya