SOLOPOS.COM - Ilustrasi keuangan keluarga (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Solopos.com, SOLO – Mengelola keuangan keluarga butuh trik khusus. Penghasilan setiap keluarga tidaklah sama. Ada keluarga yang penghasilannya relatif tetap setiap bulan karena mereka seorang karyawan atau pegawai, ada keluarga yang penghasilannya tidak tetap.

Seorang ibu rumah tangga asal Ngringo, Karanganyar, Ami Azizah, 41, mengungkapkan sejak awal menikah, suaminya tidak memiliki penghasilan tetap.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pekerjaan suaminya sebagai tukang bengkel motor, menjadikan pemasukan keluarga tak bisa diprediksi setiap harinya. “Kadang dapat banyak, kadang sedikit,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di tempat usahanya, daerah belakang kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (29/11/2013).

Meski demikian, Ami mengaku tidak memiliki manajemen keuangan khusus. Berapa pendapatan yang ada, uang itulah yang digunakan untuk pengembangan usaha dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selama ini, Ami mendapatkan jatah uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari suaminya, sepekan sekali. “Tapi kalau belum ada sepekan uangnya sudah habis, ya saya minta lagi,” ujarnya.

Ami pun mengaku bersyukur karena suaminya termasuk orang yang tidak pelit dalam hal uang. Asalkan ada uang, suaminya tak segan memberikan tambahan jatah uang belanja kepada Ami. “Mungkin karena suami saya juga tahu saya orangnya tidak suka beli barang yang tidak wajar. Jadi dia percaya saja,” ujarnya.

Ia mencontohkan, pekan lalu ketika di rumahnya ada tamu dari jauh, uang belanja Ami sempat membengkak. Pasalnya Ami harus menyajikan menu makan lebih banyak dan lebih beragam dari biasanya.

“Saat itu saya bilang ke suami, ‘Mas, uang belanjanya sudah habis ini.’ Suami saya hanya bilang, ‘Ya sudah, ambil lagi saja. Kami punya prinsip, setiap pengeluaran untuk kebaikan, akan mendapat gantinya,” ungkapnya.

Dahulu, ungkapnya, suaminya menjalankan sendiri usaha bengkel motor itu. Namun seiring perkembangan usahanya, kini suaminya sudah mampu mempekerjakan empat orang karyawan. Bahkan sejak beberapa bulan terakhir, usaha suami Ami mulai merambah ke usaha jasa angkut. Kini, Ami dan suaminya memiliki dua mobil yang melayani jasa angkut.

Ibu rumah tangga lainnya asal Mojosongo, Solo, Sri Mulyani, 57, mengungkapkan karena suaminya bekerja sebagai pedagang, penghasilan keluarganya tidaklah menentu. Namun berapapun penghasilan suami, Mulyani biasanya diberi jatah uang belanja pekanan. “Sebagai istri, saya ya hanya berbelanja sesuai jatah uang belanja yang diberikan suami,” katanya.

Tak jarang, ungkapnya, ketika anaknya minta dibelikan jajan yang harganya agak mahal, Mulyani terpaksa mengurangi jatah uang untuk membeli bahan makanan. “Pokoknya bagaimana caranya uang dari suami itu cukup,” katanya.

Karena merasa penghasilan suaminya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Mulyani pun tak mau tinggal diam. Dia berusaha menambah penghasilan keluarga dengan berdagang pula. Ketika anak-anaknya masih kecil, Mulyani berdagang aneka bubur.

Saat itu, ia pun harus berdagang sambil membawa anaknya berkeliling dari kampung ke kampung. Kini, Mulyani memilih berjualan aneka makanan di rumah. “Lumayan untuk mengisi hari tua daripada saya hanya melamun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya