SOLOPOS.COM - Ilustrasi belanja (Dok/JIBI)

Solopos.com, SOLO — Salah satu cara menekan pengeluaran keluarga yaitu dengan mengendalikan diri agar tidak sering berbelanja. Biasanya semakin sering seseorang berbelanja, makin boros.

Motivator bidang kewirausahaan, Luky Primantari, mengungkapkan sebuah keluarga sebaiknya membiasakan diri untuk tidak sering berbelanja. Biasakan diri berbelanja untuk keperluan beberapa waktu. Misalnya dua pekan sekali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kebiasaan belanja yang menjadi salah satu penyebab membengkaknya jumlah pengeluaran,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (29/11/2013).

Luky menerangkan meski ketika akan berbelanja seseorang sudah membuat catatan daftar belanjaan, tapi ketika di pusat perbelanjaan melihat aneka barang, sering kali seseorang membeli barang yang tidak masuk daftar belanja.

Promosi diskon yang ditawarkan di pusat perbelanjaan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk belanja. “Mungkin sebenarnya seseorang hanya butuh satu pasta gigi. Karena ada promosi beli dua pasta gigi dapat tiga pasta gigi, akhirnya dia beli dua. Akibatnya pengeluaran bertambah,” jelasnya.

Kebiasaan kebanyakan orang, ungkapnya, barang pelengkap ketika belanja itu sangat banyak yang dibeli. Oleh karena itu Luky menyarankan agar sebuah keluarga mampu mengendalikan kebiasaan dalam berbelanja. Selain mengurangi intensitas pergi ke pusat perbelanjaan, juga melatih seluruh anggota keluarga untuk membeli barang yang hanya dibutuhkan.

“Anak-anak pun harus diberi pengertian. Kebutuhan yang utama itu bisa dikatakan papan dan pangan. Kalau sandang tidak harus beli sebulan sekali,” katanya.

Luky menerangkan ada satu cara yang terbukti bisa mengurangi kebiasaan membeli barang yang sebenarnya belum dibutuhkan. Ketika jalan-jalan di pusat perbelanjaan, letakkan tangan di depan dada  atau dimasukan ke saku baju.

Intinya jangan biarkan tangan terlepas begitu saja sehingga tergoda untuk memegang semua barang yang dilihat mata. Jika tangan dibiarkan memegang banyak barang, kecenderungannya seseorang akan tergoda untuk mencobanya, lalu ia pun membeli barang itu.

Menurut Luky, bukan berarti seseorang dilarang sering pergi ke pusat perbelanjaan. Pasalnya saat ini pusat perbelanjaan bisa menjadi salah satu tempat rekreasi. Tapi bagaimana ia bisa mengendalikan diri untuk berbelanja sesuai kebutuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya