SOLOPOS.COM - Ilustrasi minyak goreng curah (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Tips kesehatan yang berdasarkan pendapat ahli ternyata menyebut minyak kelapa sawit adalah minyak paling sehat.

Solopos.com, JAKARTA – Selama ini banyak orang beranggapan minyak goreng nabati dari kelapa sawit berdampak buruk bagi kesehatan. Nyatanya anggapan itu tak selamanya benar. Menurut beberapa ilmuwan, minyak goreng nabati dari kelapa sawit justru paling sehat ketimbang minyak nabati lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini karena susunan asam lemak jenuhnya yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak goreng nabati lainnya.

Anggapan itu dikemukakan oleh Kepala Seafast Center IPB yang juga dosen di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Nuri Andarwulan dan Executive Secretary Seafast Center IPB yang juga merupakan dosen Biokimia Pangan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Puspo Edi Giriwono dalam keterangan pers yang diterima Antara, Selasa (27/9/2016).

Menurut Nuri, minyak sawit mengandung hampir 50% asam lemak jenuh dan hampir 50% lemak tidak jenuh. “Itu satu-satunya minyak nabati di dunia yang punya karakteristik seperti itu,” ujar guru besar IPB ini.

Minyak nabati lainnya, lanjut Nuri, komposisinya selalu tidak berimbang. Minyak kedelai misalnya, sekitar hampir 85%-90% asam lemak tidak jenuh, 10%-15% asam lemak jenuh. Minyak kelapa itu memiliki kandungan 85%-90% asam lemak jenuh, sementara yang 10%-15% asam lemak tidak jenuh.

Nuri mengatakan minyak sawit adalah produk yang saat ini paling cocok dan efisien untuk minyak goreng, karena kakteristik itu tadi yaitu 50% asam lemak jenuh, 50% asam lemak tidak jenuh. “Jadi digunakan untuk menggoreng itu stabilitasnya tinggi, tidak mudah tengik, sehingga produk gorengannya awet dan tidak mengandung radikal bebas tinggi,” ucapnya.

Sementara itu, menurutnya, minyak biji bunga matahari karakteristiknya sama dengan minyak kedelai dan jagung, yakni 85%-90% asam lemak tidak jenuh, 10%-15% asam lemak jenuh. “Kalau digunakan untuk menggoreng, radikal bebasnya tinggi, mudah cepat rusak dan cepat tengik,” katanya.

Asam lemak tidak jenuhnya memang tidak seistimewa minyak kedelai, tapi istimewanya minyak sawit bisa digunakan untuk menggoreng. Dengan demikian memberi sumbangan nutrisi dan zat gizi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuhnya dalam tubuh.

“Yang tidak jenuhnya itu asam oleate dan sedikit lenoleate dan itu memang juga dimiliki oleh kedelai tapi kedelai amat sangat tinggi asam lemak tidak jenuhnya sehingga tidak bisa digunakan untuk menggoreng. Berarti zat gizi yang berada dalam minyak yang diperoleh dari makanan ya dari sawit,” kata Nuri.

Keuntungan lainnya apabila mengonsumsi minyak sawit, kata Nuri, minyak sawit mengandung Omega 9 yang berfungsi untuk membangun dinding sel dan membran sel tubuh. Selain itu kebutuhan lemak dalam tubuh mulai dari otak yang bahan baku utamanya adalah kolesterol, diperoleh dari asam lemak jenuh.

“Jadi asam lemak jenuh sawit itu pembangun kolesterol otak kita. Jadi ingat, dalam tubuh kita itu perlu kolesterol. Hanya memang jika kolesterol dari makanan terlalu tinggi, maka itu tidak sehat, namun tubuh kita mampu mensintesis kolesterol dari asam lemak jenuh tersebut,” kata Nuri.

Menurut Puspo Edi Giriwono, asam lemak jenuh memungkinkan minyak stabil di suhu penggorengan (180 derajat C), sehingga susah mengalami degradasi dan oksidasi atau pembentukan radikal bebas.

Adapun minyak lainnya, sebagai contoh minyak kedelai atau zaitun, memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi yang mengalami degradasi dan pembentukan radikal lebih cepat bahkan mengalami pengasapan yang membahayakan kesehatan saat penggorengan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya