SOLOPOS.COM - Pengasapan untuk memberantas chikungunya.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Tips kesehatan, pasien demam berdarah umumnya ditandai dengan demam tinggi lebih dari tiga hari meski telah minum obat.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Lonjakan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi hampir di seluruh pusat pelayanan kesehatan. Masyarakat diimbau untuk waspada dan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan yang dilakukan Harian Jogja, Rabu (28/1/2015) di Pusat Kesehatan Umat (PKU) Muhammadiyah Wonosari, terjadi lonjakan penderita DBD. Hanya saja, lonjakan tersebut masih bisa diatasi, karena seluruh pasien masih mendapatkan ruang rawat inap. Dari data yang ada, di rumah sakit tersebut saat ini merawat lima orang pasien DBD. Sedangkan di Desember tahun lalu, tempat tersebut merawat dua orang pasien.

Dokter Jaga di PKU Muhammadiyah Wonosari, Kunto Budi Santoso mengatakan tindakan medis merupakan langkah terakhir guna mencegah penyebaran penyakit itu. Namun, yang paling penting masyarakat harus diberikan edukasi tentang pencegahan maupun mengenali tanda-tanda penyakit yang disebabkan nyamuk Aides Aigepti.
“Upaya medis dilakukan hanya untuk pasien yang telah terjangkit penyakit saja, sehingga belum bisa menekan penyebaran penyakit,” kata dia.

Kunto menjelaskan, gejala awal terserang DBD ditandai dengan demam tinggi. Namun, untuk mengenali fase ini, dia membuat dua kategori, yakni demam biasa dan demam luar biasa.

Demam biasa akan menyerang tubuh manusia selama tiga hari, setelahnya kondisi akan berangsur-angsur membaik. Sedang, yang luar biasa kondisinya akan tambah buruk, sehingga pasiena disarankan berobat ke fasilitas kesehatan yang dilengkapi untuk tes laborat.

“Selama tiga hari awal, mau diberi obat yang dibeli di warung atau dibawa ke dokter tidak masalah. Tapi, setelah tiga hari tidak menunjukkan tanda-tanda membaik saya sarankan ke klinik yang lebih lengkap fasilitasnya. Sebab, kemungkinan itu gejala DBD atau penyakit yang lain,” ungkapnya.

Dia menambahkan, fase kristis DBD terjadi selama 4-7 hari setelah demam. Namun, seringkali warga tidak menyadarinya, dan baru membawa penderita saat kondisinya telah parah.

“Itulah kenapa demam dibagi menjadi dua kategori. Jadi, bisa dilakukan antisipasi sejak awal, sehingga jatuhnya korban bisa diantisipasi,” papar Kunto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya