Tips kesehatan kali ini mengulas tentang efek negatif tisu basah.
Solopos.com, SOLO — Peranan tisu basah semakin populer di tengah masyarakat yang menyukai kepraktisan dalam menjaga kebersihan. Namun, tahukah Anda ada bahaya yang mengancam lingkungan di balik penggunaan tisu basah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Berdasarkan penelitian Cardiff University, tisu basah digunakan oleh banyak kalangan. Mulai dari para awak medis di rumah sakit hingga ibu-ibu rumah tangga yang merawat bayi mereka. Tisu basah juga menjadi alternatif praktis bagi sebagian orang yang bepergian jauh tapi tetap ingin menjaga kebersihan diri.
Awalnya, tisu basah diproduksi secara terbatas pada 1950-an. Namun, mulai 1990-an, tisu basah mulai diproduksi dalam kapasitas besar.
Di Inggris, produksi tisu basah meraup keuntungan senilai 500 juta poundsterling atau sekitar Rp10,5 triliun setiap tahun. Namun, menurut laporan The Guardian yang Solopos.com kutip, Minggu (21/6/2015), semakin banyaknya produksi dan penggunaan tisu basah menjadi musuh besar lingkungan.
Banyak orang tidak sadar tisu basah mengandung senyawa plastik yang sulit diurai lingkungan. Nah, penggunaan tisu basah dengan pembuangan yang tidak bertanggung jawab, misalnya dibuang ke kloset atau wastafel akan membuat saluran air tersumbat.
Tak hanya itu, menurut penelitian Marine Conservation Society pada 2014, banyak wisatawan di pantai yang membuang tisu basah ke laut. Tisu basah ini kemudian dimakan oleh kura-kura yang mengira tisu basah sebagai ubur-ubur.
Menurut MCS, ada sekitar 35 kilogram tisu basah yang ditemukan di pantai Inggris. Angka tersebut merupakan peningkatan pemakaian tisu basah sebanyak 50% dari tahun 2013. Nah, mulai bijaksana menggunakan tisu basah, ya..
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
