SOLOPOS.COM - Bayi (nationalgeographic.co.id)

Tips keluarga ini mengulas seputar persiapan memiliki momongan.

Solopos.com, SOLO — Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mendapatkan generasi penerus dalam keluarga. Namun, karena alasan tertentu, ada pasangan suami istri yang justru ingin menunda memiliki momongan.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) yang juga pakar seksologi dan konsultan perkawinan asal Solo, dr. Istar Yuliadi, berbagi tips keluarga ketika pasangan suami istri akan menunda hadirnya momongan dalam keluarga mereka. Menurut dia, hal itu harus menjadi kesepakatan kedua belah pihak.

“Jika niatan menunda momongan hanya keinginan salah satu pihak dan tidak dikomunikasikan dengan pasangan, akan menjadi masalah di kemudian hari. Ketidakhadiran anak itu salah satu pemicu timbulnya konflik keluarga,” jelas Istar, saat ditemui Solopos.com di Sumber, Solo, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2015).

Senada, salah satu anggota Pusat Studi Kesehatan Seksual, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS Solo, dr. Andri Putranto, mengungkapkan menunda momongan harus disepakati oleh pasangan suami istri. Bahkan, menurut dia hal itu sebaiknya dikomunikasikan kepada keluarga besar agar tidak menimbulkan fitnah.

“Keputusan menunda momongan biasanya karena faktor ekonomi, karier atau pun keinginan menikmati masa berdua terlebih dahulu,” jelas Andri.

Andri menerangkan, secara medis ada dua metode yang bisa dilakukan untuk menunda datangnya momongan, yaitu secara alamiah dan buatan.

Metode Alamiah
Metode alamiah bisa dilakukan dengan sistem kalender, yaitu tidak melakukan hubungan suami istri ketika istri pada masa subur. Metode alamiah lainnya ialah tetap melakukan hubungan seksual seperti biasa, tapi pada saat sperma mau keluar, pihak suami mengeluarkannya di luar.

“Posisi hubungan seksual dengan perempuan di atas juga kemungkinannya untuk hamil lebih kecil dari pada posisi laki-laki di atas,” ujar Andri.

Sementara, metode menunda datangnya momongan yang tidak alami, terang Andri, bisa dilakukan dengan memakai alat kontrasepsi, mengenakan kondom atau alat lainnya yang intinya menghambat bertemunya sperma dengan sel telur. Jenis alat kontrasepsi juga beragam, seperti pil, suntik, susuk, dan intra uterine device (IUD).

“Dokter atau bidan hanya bertugas memberikan konselling . Jika ingin pakai yang sedikit efek sampingnya, IUD bisa jadi pilihan,” kata Andri.

Sementara itu, dokter kandungan Rumah Sakit Panti Rapih, Jogja, dr. Sri Widayanto, mengatakan pasangan suamu istri (pasutri) yang berniat menunda memiliki anak akan mempunyai problem terkait kehamilan istri. Apalagi jika pasutri itu sudah cukup berumur. Wanita yang semakin tua maka peluang kehamilannya pun semakin kecil.

“Jangan buang waktu untuk memiliki anak apabila sudah menikah. Apabila ada masalah lebih cepat diketahui sehingga bisa segera dicari solusinya,” ujar Sri memberi tips untuk pasangan yang baru membangun keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya