SOLOPOS.COM - Pendidikan kepada anak (sciencenordic.com)

Tips keluarga kali ini membahas cara mencegah anak terhindar dari LGBT.

Solopos.com, SOLO –– Agar anak terhindar menjadi lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), orang tua perlu melakukan pencegahan sejak dini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsultan Keluarga Sehati, Farida Nur Aini mengatakan, terjadinya lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) ini karena ada unsur penyimpangan yang berawal dari lingkungan yang tidak baik.

Menurutnya, setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Dari lingkungan dia tinggal, dia akan tumbuh menjadi seperti yang ada di lingkungan tersebut.

Terdapat tiga faktor besar yang memengaruhi tumbuh kembang anak yakni pola asuh keluarga, sekolah/pendidikan, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut akan tarik-menarik dan yang paling dominanlah yang akan membentuk si anak.

“Misalnya di rumah anak diasuh oleh orang tua yang sibuk dan tidak peduli dengan pendidikan. Sementara anak disekolahkan di sekolah yang gurunya tidak peduli, yang penting nilai anak bagus dan ibadah anak tidak diperhatikan, akhirnya faktor lingkungan inilah yang kuat,” kata dia kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Faktor yang paling penting dari ketiga faktor tersebut adalah pola asuh keluarga. Anak yang diasuh keluarga harmonis, mereka akan tumbuh dengan maksimal karena mereka mendapat kasih sayang yang maksimal pula.

Kenalkan gender pada saat mereka mulai mengenal anggota tubuhnya. Kenalkan bahwa dia itu anak cowok atau cewek dan arahkan mereka seperti jenis kelaminnya.

“Katakan kepada mereka, misalnya kalau cowok salatnya pakai sarung, kalau cewek salatnya pakai mukena. Ini sudah mengarahkan anak sesuai jenis kelamin mereka. Berikan mereka batasan yaitu tidak boleh menyentuh anggota tubuh seperti bibir, dada, kemaluan, dan bokong,” imbuh Farida.

Jangan memperlakukan anak seperti lawan jenis mereka karena bisa memengaruhi psikologi anak. Orang tua tidak boleh memberikan contoh buruk. Misalnya seorang ayah pulang ke rumah sebentar, lalu makan, pergi lagi, kasar, dan acuh.

Ini bisa membentuk image buruk di mata anak-anaknya. Bagi anak perempuan, mungkin laki-laki dianggap sebagai orang yang menyebalkan. Kemudian dalam hatinya ada rasa tidak suka kepada laki-laki. Di kemudian hari, ketika berteman dengan sesama perempuan yang mungkin perhatian, sayang, dan nyaman, ini bisa menumbuhkan rasa suka sesama jenis.

Sementara itu, orang tua juga harus melakukan pengawasan terhadap anak. Terlebih pada saat anak sudah menginjak masa remaja. Masa remaja adalah masa yang labil karena mereka sedang mencari jati diri sehingga dia bisa menjadi apa saja.

“Orang tua harus tahu dengan siapa dia bergaul. Sebab, remaja bisa ikut arus teman-teman mereka yang mungkin tidak baik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya