SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak berprestasi (JIBI/Solopos/dok)

Tips keluarga ini terkait dengan cara membuat anak menjadi percaya diri.

Solopos.com, SOLO – Anak yang kurang percaya diri, perlu mendapat dukungan dari seluruh anggota keluarganya. Tips keluarga kali ini mengulas tentang cara membangun kepercayaan diri anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Orang tua hendaknya memahami sifat anaknya. Penekanan itu dikemukakan trainer parenting nasional, M Nasyir yang berbagi tips keluarga terkait upaya penumbuhan kepercayaan diri anak.

Diingatkannya kala berbagi tips keluarga ini, salah satu sifat anak adalah introvert, yakni anak yang suka menyimpan apapun yang ia alami, baik ketika ada masalah maupun keinginan untuk menyampaikan suatu ide. “Sifat introvert tidak serta merta ada dalam diri anak, biasanya lingkungan sangat berpengaruh,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (9/2/2015).

Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) cabang Solo, Ernawati menerangkan anak introvert adalah anak yang cenderung membatasi diri secara sosial. Cenderung tidak percaya diri sehingga kurang pergaulan, sulit bersosialisasi.

Meski demikian, imbuh Nasyir kala berbagi tips keluarga itu, orang tua tidak perlu terlalu khawatir, tapi juga tidak boleh membiarkannya. “Harus ada upaya agar sifat introvert anak tidak semakin kuat,” ujar psikolog SMP Muhammadiyah 1 Solo itu.

Caranya, kata Erna, dengan membangun rasa percaya diri anak. Orang tua bisa bekerja sama dengan guru untuk menumbuhkan rasa percaya diri itu. Misalnya meminta guru untuk membuat kompetisi di kelas, lalu anak diberi penghargaan meskipun sebenarnya hasil karyanya belum sempurna. Penghargaan itu akan membuat anak lebih percaya diri.

Senada, Nasyir mengungkapkan anak introvert harus mendapatkan penanganan yang tepat. Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan anak introvert. Antara lain karena anak dibesarkan dalam lingkungan keluarga berkarakter pendiam. Bisa juga karena anak tumbuh dalam keluarga yang terlalu mendominasi sehingga anak merasa tertekan.

“Jika karena keluarga pendiam, harus ada anggota keluarga yang lebih ‘renyah’ karakternya. Jika merasa tertekan, keluarga harus mengurangi bahkan menghilangkan frekuensi kekerasan terhadap anak baik secara fisik, verbal maupun psikis,” jelasnya.

Selanjutnya, kata dia, lakukan pendekatan yang tepat untuk menerapi sifat introvert itu. Di lingkungan sekolah misalnya, guru sebaiknya membantu agar anak lebih terbuka sifatnya. Caranya dengan mencarikan teman sehingga anak belajar bersosialisasi dan merasa lebih membutuhkan orang lain. Di lingkungan keluarga, orang tua mulai memberikan kepercayaan kepada anak sehingga dia merasa lebih dihargai.

Jika anak introvert dibiarkan, terangnya, anak merasa lebih nyaman hidup sendiri, lebih egois, enggan kerja sama dengan orang lain, bahkan bida frustasi karena merasa hidupnya tak berarti, merasa tak ada orang lain yang menghargai dirinya.

Erna juga mengungkapkan jika anak introvert dibiarkan, maka akan menyulitkan anak tersebut di kemudian hari. Terutama ketika ia harus bersosialisasi dalam lingkungan yang lebih luas. Anak tersebut bakal kurang memiliki kecerdasan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya