SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak bermain (Dok/JIBI/Solopos)

Tips keluarga ini tentang aturan waktu bermain anak.

Solopos.com, SOLO – Anak sebagai anggota keluarga, memiliki hak untuk bermain dan mengembangkan dirinya sendiri, tanpa campur tangan orang tua.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terkadang, orang tua dan anak terlibat perselisihan, karena salah paham atas nasihat orang tua yang terkesan terlalu membatasi waktu keluar atau bermain anak. Nah, tips keluarga kali ini, akan mengulas cara membantu anak mengatur waktu bermainnya, tanpa harus membuat anak merasa dikekang.

Konsultan keluarga dari Biro Konsultasi Sehati Solo, Farida Nur’aini mengungkapkan sebuah keluarga hendaknya memiliki aturan anak boleh bermain di luar rumah dan jam berapa ia harus sudah pulang ke rumah.

Seorang anak juga harus dibiasakan menyampaikan secara jujur, tujuan dan alamat yang dituju ketika pergi. Terutama ketika anak-anak sudah menginjak remaja atau sudah mulai dewasa.

“Kalaupun perginya di malam hari untuk keperluan yang penting, misalnya rapat organisasi atau mengerjakan tugas tertentu, orang tua tetap harus memberikan rambu-rambu kepada anak. Misalnya melarang anak hanya berduaan dengan lawan jenis di suatu tempat,” jelasnya saat ditemui Solopos di ruang kerjanya, Selasa (17/2/2015).

Aturan itu, terangnya, hendaknya dibuat berdasarkan kesepakatan antara orang tua dan anak. Ketika anak memasuki masa remaja, orang tua hendaknya memperlakukan anak sebagai sahabat. Layaknya sahabat, orang tua harus dekat dengan anak dan bisa menjadi orang yang dipercaya anak.

“Kalau anak dididik dengan cara keras, biasanya ia justru makin memberontak,” ujarnya.

Khusus bagi anak perempuan, ketika bermain pada malam hari, Farida berpendapat agar waktu pulang lebih diawalkan. Misalnya, pukul 20.00 WIB, harus sudah sampai rumah. Sementara anak laki-laki, mungkin bisa lebih longgar maksimal hingga pukul 21.00 WIB.

“Perbedaan itu bukan karena orang tua tidak adil. Tapi karena anak perempuan lebih rawan sehingga harus lebih dijaga,” ujarnya.

Namun, jika ada orang tua yang kini memiliki anak suka pulang larut malam, Farida menyarankan agar orangtua tidak langsung memarahi anak. Orang tua sebaiknya mendekati anak, lalu mengajak bicara anak itu dari hati ke hati. Orang tua sebaiknya menyampaikan kembali alasan mengapa anaknya tidak boleh pulang larut malam.

Jika anak belum mau mendengarkan nasihat orang tua, Farida berpesan agar orang tua tidak menyerah begitu saja. Orang tua harus menyadarai bahwa anak adalah tanggung jawabnya.

“Sekeras apapun sifat anak, jangan sampai orang tua kalah dengan anak. Orangtua harus terus berusaha mengingatkan anak agar tidak pulang larut malam tanpa alasan yang diperbolehkan,” jelasnya.

Selain itu, ditambahkan Psikolog Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Agus Basuki, orang tua juga bisa mencoba memahami kegemaran anak, selanjutnya memfasilitasi kegemarannya itu. Setelah memahami apa yang membuat nyaman si kecil berada di rumah, bukan berarti mengurungnya menjadi hal yang lebih baik.
Bermain dengan tetangga atau teman sebayanya sangat penting bagi perkembangan anak.

“Bermain membentuk kepribadian anak, misalnya sosial, kemandirian, solidaritas, rasa empati dan lain sebagainya,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya