SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ibu menyusui (JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SOLO — Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi. Oleh karena itu seorang ibu yang baru saja melahirkan harus mengupayakan agar ia bisa memberikan ASI untuk buah hatinya.

Bidan dari Klinik Ibu dan Anak Solo Peduli, Jebres, Solo, Uswatun Khasanah, mengungkapkan ketika ada pasien yang hendak memasang alat kontrasepsi, selalu ia tanyakan apakah sedang menyusui atau tidak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jika menyusui, Uswah menyarankan agar pasien itu menggunakan alat kontrasepsi yang tidak akan mempengaruhi produksi ASI. “Misalnya KB suntik yang tiga bulan sekali,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (27/11/2013).

Dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Dr Oen Solo Baru, Ari Ayat Santiko, menjelaskan ASI diproduksi dari hormon prolaktin. Hormon prolaktin itu dipengaruhi hormon estrogen.

Jika seorang ibu menyusui menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen, produksi ASI biasanya akan terhenti. Pasalnya hormon estrogen akan menekan kadar hormon prolaktin. Jadi sebaiknya ibu menyusui menggunakan alat kontrasepsi yang hanya mengandung hormon progesteron saja.

Misalnya berupa pil  dan KB suntik tiga bulan sekali. “Kalau KB suntik yang satu bulan sekali mengandung hormon estrogen, jadi bisa menghentikan produksi ASI,” urainya.

Kontrasepsi lainnya yang aman bagi ibu menyusui yaitu KB kalender dan pemasangan intra uterine device (IUD). Jenis kontrasepsi yang sifatnya permanen, kata Ari, yaitu pemotongan saluran sperma pada laki-laki dan pemotongan saluran telur pada wanita.

Model KB permanen ini biasanya disarankan dokter untuk dilakukan oleh seorang wanita yang sudah tiga kali melakukan operasi ceasar saat melahirkan. Pasalnya jika setelah itu hamil, bisa menyebabkan pecah rahim pada kehamilan keempat. Steril juga disarankan  atau mereka yang hamil saat usianya lebih dari 40 tahun. Pasalnya hamil di usia itu termasuk hamil risiko tinggi.

Terkait efek samping penggunaan alat kontrasepsi, Ari mengatakan, hampir setiap alat kontrasepsisi memiliki efek samping. Terkadang efek samping juga tergantung kondisi seseorang. Ada yang mual-mual, muntah, pusing, atau haidnya menjadi tidak teratur.

Oleh karena itu ketika akan memilih alat kontrasepsi, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter ahlinya. Biasanya sebelum menentukan alat kontrasepsi yang akan digunakan, diadakan pengecekan untuk mengetahui kondisi tubuh. Setelah itu, ditentukan alat kontrasepsi yang sesuai.

Uswatun Khasanah mengungkapkan jika seseorang menggunakan alat kontrasepsi kemudian sering mual dan muntal atau terus menerus mengalami pendarahan, sebaiknya segera periksa ke dokter atau bidan. Kemungkinan hal itu terjadi karena alat kontrasepsi yang digunakan tidak cocok dengan kondisi tubuhnya.

“Biasanya akan disarankan menggunakan alat kontrasepsi jenis lainnya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya