SOLOPOS.COM - Ilustrasi foto alam liar (Andreas Kosasih/Istimewa)

Tips fotografi mengajari Anda memotret alam liar.

Solopos.com, SOLO – Menikmati kehidupan alam liar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan membingkainya menjadi karya foto yang indah. Anda mungkin pernah menemukan foto macan yang sedang berburu mangsa atau sekumpulan rusa di tengah padang sabana. Dua contoh tersebut adalah hasil fotografi alam liar atau wildlife photography. Genre tersebut tak semudah kelihatannya. Butuh fisik yang kuat dan kesabaran menanti momen yang tepat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karya foto ini mayoritas close up fokus ke hewan liar dengan sedikit bumbu komposisi alam sekitarnya. Seperti namanya, wildlife alias alam liar, pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan dengan memanfaatkan lensa tele. Pehobi fotografi wildlife asal Kota Bengawan, drg. Andreas Kosasih, mengungkapkan, kegiatan fotografi ini ditujukan untuk menangkap foto aksi binatang, seperti makan, berkelahi, atau terbang. Meskipun seringkali diambil di alam liar, daerah pertanian juga kerap menjadi lokasi untuk pemotretan fotografi alam liar.

“Karya foto bisa disebut wildlife apabila mengabadikan satwa di habitat aslinya.,” jelas dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (19/10/2015). Andreas mengaku genre ini memiliki tingkat kesulitan tersendiri dibanding lainnya, meski relatif. Kian jauh habitat satwa yang akan dipotret, semakin membutuhkan pengorbanan untuk mencapainya.

“Semakin sulit untuk mendapatkannya, saya rasa tingkat kepuasannya akan berbeda dibanding dengan memotret satwa di halaman belakang rumah kita,” ujar dia. Selain lensa telephoto, aksesoris yang wajib dibawa saat memotret satwa liar antara lain tele converter (TC), juga tripod beserta gimbalnya atau monopod, dan binokular untuk lebih mempermudah mencari objek yang bakal difoto.

“Tripod atau monopod sebagai dudukan kamera berikut lensanya karena cukup berat buat dipegang, serta berfungsi untuk mencegah shake. Panjang focal length lensa tele tergantung bagaimana kita bisa mendekati objek serta ukuran objeknya. Di samping itu, saya juga masih membawa lensa wide untuk memotret objek beserta habitatnya,” beber Andreas.

Untuk menghasilkan foto yang indah, Andreas menyarankan untuk membiarkan objek beraktivitas apa adanya. Sang pemotret menunggu momen yang tepat saat satwa tersebut beraksi. Oleh karena itu perlu mempelajari dan survey habitat objek terlebih dahulu, meliputi kebiasaan, jam makan, hingga jam berapa objek mulai beraktivitas.

“Triknya saat memotret kita bisa mengenakan pakaian kamuflase atau tidak memakai pakaian yang mencolok. Dengan begitu, mereka merasa tidak terganggu kehadiran kita,” ungkapnya.

Sementara ihwal setingan kamera, Andreas menyebut tergantung kebutuhan dan target hasilnya nanti. “Kita mau abadikan obyek bagaimana. Misalnya memotret burung yang terbang kita atur speed yang cukup tinggi untuk membuat objek freeze atau kita bisa sengaja lambatkan speed-nya untuk mendapatkan sensasi movement dari sayapnya. Atau bisa juga melakukan teknik panning untuk mendapatkan foto dengan nuansa lain,” kata Andreas. (Mariyana Ricky P.D.)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya