SOLOPOS.COM - Ilustrasi foto human interest (Danang Aprianto/Istimewa)

Tips fotografi mengajari Anda bagaimana menarik perhatian lewat karya foto.

Solopos.com, SOLO – Pernahkah Anda menemukan foto yang menggambarkan suasana keseharian manusia? Jika ya, berarti foto tersebut adalah salah satu produk genre human interest. Dikatakan human interest lantaran mampu membingkai tingkah polah manusia dalam suatu waktu. Biasanya foto ini candid, namun terkadang objek di dalamnya juga sadar kamera.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Menurut Ketua Komunitas Solo Street and Human Interest Photography (SHIP), Danang Aprianto atau kerap disapa Danang De Lurah, genre human interest merangkum gambaran kehidupan pribadi atau interaksi manusia, serta ekspresi emosional dan hubungan mereka dengan budaya mereka dan lingkungannya.

Kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi yang menyaksikan foto tersebut. “Dibutuhkan karakter yang kuat atau menarik, ekspresi yang hidup, dan cerita yang menyentuh, serta dramatis,” jelas Danang, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (28/10/2015). Human interest, sambung dia, berbeda dari genre lain karena dibutuhkan berbagai unsur yang sebaiknya ada, yakni manusia, cerita, ekspresi emosional, berikut pesan yang ingin disampaikan.

Untuk mendapatkan foto dengan sisi human interest kental, ada beberapa tips, antara lain interaksi dengan lingkungan dan kemauan berbagi foto dengan objek usai memotret. “Sebuah tindakan sederhana seperti memperkenalkan diri kepada orang asing di lingkungan asing dapat membantu. Kita juga bisa menjanjikan untuk memberi soft file atau cetakan gambar kepada objek,” ungkapnya.

Danang juga menyebut fotografer human interest disarankan turut ambil bagian dalam kebiasaan lokal dengan membaur. Di samping itu, tidak ada salahnya memberi hadiah kecil kepada objek (misalnya anak-anak) agar mereka merasa dihargai.

“Fotografi itu proses dua arah. Jangan hanya mengambil, tapi usahakan untuk memberi pula. Salah satu kebahagiaan dari perjalanan adalah memahami adat istiadat dan budaya lokal,” kata Danang.

Selain komunikasi, hal lain yang perlu dipahami adalah soal penguasaan teknik pencahayaan dan ketepatan pemilihan background. Menurut dia, lokasi yang penuh momen human interest di antaranya pasar tradisional, rumah pengrajin, spot peninggalan budaya seperti candi atau keraton, dan sebagainya.

“Momen yang paling tepat saat pagi dan sore, di mana cahaya masih ada. Sedangkan untuk kamera dan lensa, tergantung kebutuhan. Kalau pengin candid natural, bisa memakai lensa tele. Sebaliknya untuk mendapatkan keseluruhan lingkungan, bisa pakai lensa wide. Sementara foto portrait, pergunakan lensa fix bukaan lebar,” urai dia.

Ketepatan momen dan sisi human interest yang lekat susah ditangkap dalam sekali jepret. Karena itulah, dibutuhkan latihan dan terus menggali informasi mengenai genre ini sebanyak-banyaknya.

 Browsing referensi foto-foto di Internet akan sangat membantu menemukan ide atau konsep foto. Sering-sering pula kumpul komunitas untuk diskusi, atau ikut seminar dan hunting foto bareng,” tandas Danang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya