SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi. (IJIBI/Solopos/Istimewa)

Tips bisnis mengenai cara mengelola usaha

Harianjogja.com, JOGJA — Perkembangan usaha kreatif di Jogja terbilang tinggi tetapi tingkat keberhasilan dari pengusaha tersebut masih minim. Latah bisnis atau hanya ikut-ikutan membuka usaha dinilai menjadi faktor pengaruh kegagalan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Muhammad Aditya AN selaku mentor dalam sebuah seminar start up yang diselenggarakan di Jogja Digital Valey Sabtu (29/7/2017) kemarin mengatakan minat kaum muda Jogja untuk menjadi pengusaha pemula atau start up cukup tinggi, sama halnya dengan Surabaya, Makassar, dan Malang. Sayangnya, antusias yang besar dalam membuka usaha kreatif belum diimbangi dengan kapasitas yang memenuhi sehingga banyak pengusaha kreatif yang gagal dalam waktu singkat. “Pemahaman terhadap dunia startup itu belum cukup.

Ekspedisi Mudik 2024

Kemungkinan kegagalan menjadi tinggi. Kalau dari start up yang ada, yang berhasil kurang dari 10 persen,” katanya pada wartawan di sela-sela acara seminar Bekup 2017, Sabtu kemarin.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penyebab kegagalan para start up di antaranya, ide mereka tidak cukup bagus.

“Ada yang sudah bagus tapi [produknya] tidak banyak dibutuhkan masyarakat,” jelas pria yang menjabat sebagai CEO Gamatechno ini. Para start up secara teknikal juga ada yang tidak bisa mewujudkan ide bagus tersebut. Kekompakan founder juga kurang dan ada pula yang mengalami kesulitan dana.

Bahkan Adit menyebut banyak start up yang lahir karena ikut-ikutan. Tren menjamurnya pengusaha muda kreatif saat ini memang tidak terelakkan lagi. Kaum muda menurutnya perlu memikirkan konsep bisnis matang dan tidak sekadar mengikuti tren.

“Kalau bicara ojek online, sebenarnya banyak yang bermunculan, tetapi kenapa yang dikenal hanya Gojek dan Grab. Ini banyak yang latah. Perlu fondasi untuk jangan latah. Kalau sekadar meniru, perlu dipersiapkan,” ungkapnya.

Untuk itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ingin membantu start up meningkatkan potensi keberhasilan dengan cara menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan pada start up dan calon start up melalui kegiatan Bekup 2017. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 15 kota besar Indonesia, salah satunya Jogja.

Di Jogja, sebanyak 200 peserta akan mendapatkan pelatihan seputar proses ideasi, validasi ide, marketing, bisnis model, pengembangan SDM, sampai pemanfaatan teknologi digital. Kegiatan tersebut dilakukan serentak selama 3-4 bulan ke depan.

Salah satu peserta pelatihan, Andri Wisnu dari Maguwoharjo berencana membuka bisnis aplikasi. Ia sengaja mengikuti pelatihan tersebut untuk mendalami manajemen. “Kebetulan saya fokus ke manajemennya maka saya dan tim tertarik ikut acara ini untuk belajar,” kata mahasiswa Mercubuwana ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya