SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengasuh anak (Dok/JIBI/Solopos)

Tips asuh anak kali ini mengulas tentang perlunya sikap selektif dalam menacari baby sitter.

Solopos.com, SOLO — Orang tua harus memastikan perilaku calon baby sitter yang hendak dipilih. Beberapa tips yang dapat Anda perhatikan adalah memilih yayasan terpercaya atau usahakan mencari pengasuh dari lingkungan sendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang ibu yang bekerja, tentu merasa berat meninggalkan si kecil. Namun, kebutuhan keluarga kadang membuat para ibu akhirnya tetap meninggalkan anak yang masih kecil. Sebagai jalan tengah, buah hati diserahkan kepada pengasuh.

Apabila memungkinkan, si kecil dapat diasuh dari sanak keluarga, seperti nenek, tante atau saudara keluarga. Namun, apabila tak memungkinkan, pilihan jatuh pada pengasuh bayi atau baby sitter.

Untuk mendapatkan baby sitter orang tua harus memastikan calon baby sitter yang hendak dipilih tidak memiliki masalah pribadi, masalah keluarga atau masalah lain.

Dilema tentang mencari baby sitter ini dialami oleh Irma Darmastuti, warga Condongcatur, Depok, Sleman. Ia mengaku bingung karena tidak ada yang mengasuh bayinya, sementara dia mulai pagi hingga petang hari di kantor.

Sempat terpikir si kecil diasuh oleh ibu kandungnya.

Namun, Irma mengurungkan niatnya lantaran ibu kandungnya berada di luar Jawa. Akhirnya, dia dan suami memutuskan mencari baby sitter.

“Saya sempat bingung karena belum pernah mencari baby sitter. Padahal mencari baby sitter berbeda dengan pembantu rumah tangga (PRT). Tidak sembarang orang bisa mengasuh bayi,” kata Irma saat ditemui Solopos di Maguwoharjo, Sleman, Senin (23/3/2015).

Beruntung, teman sekantor Irma menyarankannya untuk mengunjungi yayasan penyedia jasa baby sitter, di sekitar Jl. Godean, Sleman. Ia langsung mencari informasi latar belakang, kualitas hingga skill para baby sitter secara jelas.

Tentu saja, Irma melakukan tatap muka untuk mewawancarai beberapa calon baby sitter untuk mengetahui pengalaman dan keterampilannya dalam mengasuh dan merawat bayi.

“Rata-rata baby sitter di yayasan pengasuh anak mempunyai jam terbang tinggi. Namun, saya tetap mengorek informasi dari beberapa baby sitter. Untungnya ada yang cocok dan mempunyai standar kualitas dalam mengasuh bayi,” papar Irma.

Yang Berpengalaman
Hal senada juga diungkapkan Niken Saraswati, warga Mantrijeron, Jogja. Setahun terakhir, anaknya diasuh dan dirawat baby sitter, lantaran ia sibuk bekerja di salah satu bank swasta. Niken mencari baby sitter dari kampung halamannya di Blora, Jateng.

Dia mengetahui latar belakang dan pengalaman calon baby sitter tersebut. “Dahulu, baby sitter saya pernah bekerja di Jakarta selama beberapa tahun. Kemudian ia pulang kampung. Saya tahu benar latar belakangnya karena tetangga di Blora,” kata Niken.

Sementara,Yona, 36, warga Karanganyar, mengungkapkan sejak muda ia terbiasa bekerja. Ketika sudah menikah dan punya anak pun, ia tetap bekerja. Baginya, bekerja tak sekadar untuk mendapatkan rupiah, tapi juga sebagai sarana refreshing, sarana mendapatkan komunitas baru, dan aktualisasi diri.

“Saya pernah berhenti bekerja. Saat itulah saya merasa jenuh dengan rutinitas keseharian ketika hanya menjadi ibu rumah tangga. Setelah mendapat izin dari suami, saya bekerja lagi,” jelasnya saat ditemui Solopos di tempat kerjanya, Rabu (25/3/2015).

Hanya saja, anak ketiga Niken masih kecil sehingga butuh pengasuh. Sehubungan dengan itu, ia berusaha selektif ketika memilih pengasuh anaknya. Sebelum bekerja, Yona menanyakan banyak hal kepada calon pengasuh anaknya, untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilakunya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya