SOLOPOS.COM - Ilustrasi mendidik anak (www.onhealth.com)

Tispasuh anak Tips asuh anak mengajari Anda bagaimana mendidik anak lebih bersifat empati.

Solopos.com, SOLO – Anak-anak cenderung memiliki sifat egois. Orang tua wajib campur tangan agar anak memiliki empati kepada orang lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seringkali kita mengasosiasikan balita dengan perilaku “keakuan”. Namun, tidak bisa dimungkiri, semua orang memiliki perasaan. Sebenarnya, pada masa ini adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak Anda untuk berempati.

“Orang dewasa harus bisa melakukan apapun yang memungkinkan untuk mengajarkan balita berempati. Itu adalah hal dasar dalam membangun sebuah hubungan,” ujar Carol Anne Wien, profesor di Universitas York, di Toronto.

Untungnya, banyak cara untuk mengajarkan anak anda agar bisa memahami perasaan orang lain. Dikutip dari situs parents, tiga hal di bawah ini bisa membantu Anda untuk membesarkan anak agar menjadi anak yang baik, sebagaimana dikutip Bisnis.com dari berbagai sumber, Rabu  (15/2/2017).

Pertama, ajarkan mereka merespons dengan kata-kata manis. Anak balita seringkali tidak mampu mengungkapkan emosinya ke dalam kata-kata, maka ajarilah! Sebagai contoh, Victor yang masih berumur 2 tahun membuat adiknya menangis karena dia merebut mainanannya. Tanyakan kepada Victor, kenapa adiknya menangis.

Untuk selanjutnya, tanyakan kepada Victor, “Sepertinya adik menangis kalau Victor ambil mainan dari adik.” Dengan kata-kata seperti itu, kesadaran Victor terhadap perasaan orang lain akan terbangun. Jadikan anak anda pusat perhatian anda ketika sedang mengajarinya.

Kedua, contohkan dengan perilaku. Melihat cara berinteraksi Anda dengan orang lain adalah cara paling baik dalam memberikan contoh kepada anak. Gunakan berbagai kesempatan untuk memberikan keteladanan yang bisa mengundang sensitivitasnya. Membukakan pintu untuk orang tua, menolong anak yang jatuh, dan lainnya.

Ketika anak melihat Anda sedang menghibur teman anda yang sedih, anak akan meniru cara, intonasi suara, dan bahasa tubuh Anda. Selanjutnya, jika anak menemui kondisi tersebut, maka kemungkinan dia akan memperlakukan orang lain seperti cara Anda tadi.

Ketiga, biarkan anak mengalami dan memahaminya. Ajarkan setiap orang memiliki kesukaan dan pandangan yang berbeda, sehingga dia tidak bisa memaksa kehendak orang lain pula. “Ayah saya suka berenang, tapi ibu tidak.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya