SOLOPOS.COM - Ilustrasi Lempar Tas Seusai Ujian Nasional 2014 (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Setiap anak sebaiknya diarahkan untuk memiliki cita-cita sejak dini. Cita-cita itulah yang akan memotivasi anak untuk giat belajar dan berusaha.

Saran itu disampaikan pakar pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo M Furfon Hidayatulloh. Ia berpesan, jangan sekali-kali orang tua memutus harapan anak di awal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, ketika anak sudah memiliki cita-cita, orang tua harus selalu mendorongnya. Keputusan akhir di ambil setelah waktunya memutuskan tiba, misalnya ketika hendak kuliah dengan mempertimbangkan keadaan yang sesungguhnya.

“Misal ada anak dari keluarga kurang mampu ingin menjadi dokter, jangan sampai orang tua langsung bilang bahwa cita-cita itu tidak mungkin terwujud,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (20/5/2014).

Furqon menyarankan agar orang tua terbiasa membangun komunikasi dengan anak ketika ingin memutuskan suatu hal. Ia mencontohkan ketika ada anak nilainya pada mata pelajaran IPA paling jelek di antara nilai mata pelajaran lainnya, tetapi anak ingin tetap masuk jurusan IPA, orang tua sebaiknya tak langsung memaksa anak untuk masuk ke jurusan IPS.

Orang tua sebaiknya melihat dulu apakah nilai IPA anak masih masuk standar untuk masuk jurusan IPA atau tidak. “Jika masih memenuhi kriteria, mengapa tidak menuruti keinginan anak untuk masuk jurusan IPA. Tidak menutup kemungkinan setelah masuk IPA siswa tersebut lebih bersemangat untuk belajar sehingga ia bisa meraih nilai lebih baik lagi,” katanya.

Senada, Ketua Dewan Pendidikan Kota Surakarta (DPKS), Joko Riyanto menyebutkan saat ini banyak tawaran beasiswa dari pemerintah dan pihak swasta lainnya. Jika ada anak dari keluarga kurang mampu ingin terus sekolah, seharusnya jangan langsung diputus harapannya. Justru sebaliknya, dibantu agar anak tersebut bisa mendapatkan beasiswa. Terlebih jika anak itu pintar dan berbakat.

Furqon juga menyarankan agar sekolah-sekolah memiliki kepedulian untuk membantu siswa kurang mampu. Idealnya setiap sekolah menyediakan sebagian kuotanya untuk menerima siswa kurang mampu.

Menanggapi banyaknya sekolah yang kini menarik biaya mahal, Furqon berpendapat jika memang biaya yang ditarik itu untuk pengembangan institusi, hal itu masih wajar. Terkait pilihan sekolah umum atau sekolah berbasis agama, menurutnya sama baiknya. Jika siswa di sekolah umum ingin lebih banyak mendapatkan materi keagamaan, bisa dilakukan dengan mengikuti kegiatan keagamaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya