Tips asuh anak ini membahas bagaimana agar sang buah hati tumbuh cemerlang.
Solopos.com, SOLO – Kemampuan belajar anak harus diasah sedini mungkin. Cara mengasuh anak yang tepat membutuhkan kebijaksanaan orang tua untuk mau dan memahami kebutuhan sang buah hati.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Dikutip Solopos.com, Rabu (26/8/2015) dari Babycenter.com, 10 tahun pertama dalam kehidupan si kecil merupakan masa-masa perkembangan otak anak yang paling pesat.
Pada saat tersebut, otak membentuk koneksi yang memengaruhi perkembangan skill atau kemampuan anak.
Berikut adalah cara-cara untuk mengoptimalkan perkembangan sang buah hati agar menjadi pribadi yang cemerlang:
1. Asupan makanan untuk otak
Makanan bukan hanya berperan untuk menghasilkan energi fisik, tetapi juga untuk perkembangan otak. Membiasakan anak untuk sarapan akan membuat anak lebih mudah konsentrasi dan memiliki daya ingat yang tajam.
Penelitian menunjukkan anak yang susah berkonsentrasi biasanya sering melewatkan makan pagi. Penuhi makanan si buah hati dengan berbagai macam kandungan manfaat seperti protein, vitamin, dan karbohidrat.
2. Ketahui metode belajar yang cocok untuk anak
Mengetahui metode belajar anak merupakan tugas penting orang tua. Hal ini dapat membantu anak untuk belajar lebih efektif dan efisien.
Penelitian menunjukkan anak yang belajar dengan metode yang cocok akan mengalami peningkatan belajar di sekolah. Coba cari tahu metode belajar yang cocok bagi putra putri Anda.
3. Mengenalkan musik
Penelitian menunjukkan anak yang bisa bermain instrumen musik memiliki daya ingat, IQ, dan kemampuan belajar yang lebih baik.
“Mengenalkan anak pada musik tidak akan membuat mereka menjadi genius, tapi hal itu membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih baik,” tutur Laurel Trainor, seorang psikolog dari McMaster University, Kanada,Amerika Serikat.
4. Banyak membaca
Selain memberikan banyak informasi, membaca akan membatu buah hati mengembangkan kemampuan bahas mereka. Anak-anak yang sering membaca terbukti memiliki pengetahuan dan kemampuan bahasa yang lebih baik daripada anak yang jarang membaca. (Diah Puspita Ningrum/JIBI/Solopos.com)