SOLOPOS.COM - Warga menancapkan dupa pada tubuh liong dupa di Festival Tiong Ciu 2015 di Klenteng Poncowinatan, Jogja. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Tionghoa Jogja mengadakan Festival Tiong Ciu berupa liong dupa.

Harianjogja.com, JOGJA — Dalam festival Tiong Ciu, satu hal yang menarik perhatian masyarakat adalah adanya liong dupa di mana masyarakat bisa menancapkan dupa dan doa mereka agar sampai pada tujuan. Liong dupa merupakan pengembangan dari kreasi masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua I perkumpulan Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) Jimmy Sutanto mengatakan, dalam berbagai kegiatan hari raya, selalu dilakukan dengan berdoa memakai dupa. Sama halnya dalam festival Tiong Ciu di mana ritual itu juga dilakukan. “Untuk liong dupa, hal itu merupakan pengembangan kreasi,” ujar dia, Rabu (7/9/2016).

Warga menancapkan dupa pada tubuh liong dupa di Festival Tiong Ciu 2015 di Klenteng Poncowinatan, Jogja. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Warga menancapkan dupa pada tubuh liong dupa di Festival Tiong Ciu 2015 di Klenteng Poncowinatan, Jogja. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Jimmy menjelaskan, orang-orang percaya berbagai doa itu dibawa oleh dupa. Dan pada akhirnya, liong dupa pun akan terbakar habis. Ia menyebutkan, misalnya warga Tionghoa ingim mengirim uang kertas, bangunan gedung, mobil dan lain-lain, makan akan dibuat dari kertas, kemudian dikirim dengan cara dibakar.

“Dibakar itu cara kirimnya, supaya sampai tujuan di atas sana,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum JCACC Harry Setia pernah mengatakan, harapan dan doa dari seluruh masyarakat yang hadir dalam Tiong Ciu kemudian dituangkan dalam bentuk dupa. Dupa yang dibakar, kemudian ditancapkan ke tubuh liong dupa. “Ini merupakan doa dari masyarakat agar tercapai kedamaian di negara ini,” ujar dia.

Setelah wujud doa dalam dupa ditancapkan pada tubuh naga, pemain kemudian melakukan ritual tarian liong sebelum akhirnya liong tersebut dibakar. Pembakaran liong dupa bertujuan agar doa yang dipanjatkan semakin sempurna. “Dupa merupakan wujud eskpresi seni dan melambangkan doa dari masyarakat yang turut hadir,” kata dia.

Sementara, liong berasal dari Tiongkok di mana merupakan metamorfosa dari keistimewaan beberapa binatang. Tanduk dari rusa, mata kelinci, mulut dari rahang buaya, cakar elang, dan sisik ikan arwana, dan keistimewaan lainnya.

Dalam Tiong Ciu, tidak hanya masyarakat Tionghoa saja yang bisa menancapkan dupa pada tubuh liong dupa. Semua lapisan masyarakat diperkenankan menancapkan dupa yang sudah disediakan oleh panitia. Setiap tahunnya, ritual ini mampu menarik minat banyak masyarakat. (Kusnul Isti Qomah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya