SOLOPOS.COM - Lomba Melukis Topeng Opera (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Tionghoa Jogja, Sekolah Budi Utama merayakan imlek dengan melukis di topeng.

Harianjogja.com, SLEMAN–Mengajarkan makna akulturasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk termasuk dalam melukis topeng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perwujudan dan pengajaran akulturasi kepada siswa-siswa dengan melukis topeng diinisiasi oleh Sekolah Budi Utama dalam event Festival 1.000 Topeng. Kegiatan itu digelar di Kampus II Gedung KB TK, Jl Wijayakusuma, Sleman, pada Sabtu (20/2/2016).

Pembina Yayasan Pendidikan Budi Utama Djawadi mengatakan, topeng mencerminkan Opera Beijing. Kesenian topeng menjadi salah satu pertunjukan favorit warga Tiongkok. Topeng-topeng itu didatangkan langsung dari Guangzhou, Tiongkok. Kegiatan ini baru pertama kali digelar dan akan didaftarkan untuk masuk rekor MURI.

“Dalam kegiatan ini, kami tidak ingin seni ini setelah digambar hanya model di Opera Beijing. Tetapi juga dilukis dengan haya topeng nusantara. Ada akulturasinya,” ujar dia ketika ditemui di Sekolah Budi Utama Kampus II Gedung KB TK, Sleman, Sabtu (20/2).

Djawadi mengungkapkan, tujuan diadakannya festival tersebut adalah mengenalkan kebudayaan baik Tiongkok maupun Nusantara. Selain itu, Budi Utama juga ingin mengenalkan akulturasi budaya kepada anak-anak. “Sekolah ini juga pluralisme. Kami ingin kenalkan budaya pada anak-anak,” ungkap dia.

Sekretaris Yayasan Pendidikan Budi Utama Christina Hawastiningsih Suwito menjelaskan, kegiatan ini diikuti 530 peserta yang terbagi ke dalam tiga kategori yakni TK, SD, dan SMP dan SMA. Untuk mencapai 1.000 topeng, setiap orang melukis dua topeng. Hasilnya nanti akan dipamerkan di sejumlah mal.

“Kami menilai keserasian warna, ketepatan waktu, dan kebersihan area. Ada tiga juri, yang satu dari ISI Jogja, dan dua lainnya langsung dari Tiongkok,” kata dia.

Event ini juga menjadi salah satu cara untuk meramaikan Imlek. Selain itu, Sekolah Budi Utama juga menggelar perayaan Imlek pada Senin (22/2). Public Relations Sekolah Budi Utama Marcelina Mayang mengungkapkan, perayaan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Acara digelar pada pukul  11.00 WIB hingga 13.00 WIB di Kampus III Gedung baru SMP SMA Budi Utama.

Perayaan Imlek yang digelar bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh yang melambangkan hari ke-15 atau hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien yang secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama cap yang berarti sepuluh, go berarti lima, dan meh berarti malam. Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.

Acara ini diawali dengan doa bersama kemudian dibuka dengan penampilan Chinese Drum yang dibawakan oleh anak-anak SMP Budi Utama. Chinese Drum merupakan ikon sekolah yang menampilkan seni memukul, melompat, dan berteriak. Selain itu, anak-anak yang tampil harus memiliki musikalitas yang tinggi.

Kemudian, acara dilanjutkan pertunjukan Opera Beijing dari anak-anak TK Budi Utama yang didampingi oleh guru-guru. Opera Beijing adalah pertunjukan tari menggunakan topeng. Berbagai penampilan lainnya juga ditampilkan antara lain adalah Chinese Dance, Tari 1000 Tangan, dan Pantun. Perayaan Imlek Sekolah Budi Utama selalu menampilkan bakat seni yang dimiliki oleh para siswa dari TK hingga SMA. Acara ditutup dengan pertunjukan Barongsai. Barongsai mulai menunjukkan atraksinya dan para siswa memberikan angpao.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya