SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (kiri) meninjau ketersediaan beras dan penyerapan gabah di gudang Bulog Banaran, Delanggu, Klaten, Senin (29/3/2021) siang. Stok pangan di Jateng menjelang Ramadan dan Lebaran 2021 dinilai dalam kondisi aman. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, meninjau ketersediaan beras dan penyerapan gabah di gudang Bulog Banaran, Delanggu, Klaten, Senin (29/3/2021) siang. Di kesempatan itu, Ganjar Pranowo sempat mempertanyakan stok beras yang ndongkrok hingga tiga tahun di gudang Bulog Banaran.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Ganjar Pranowo tiba di gudang Bulog Banaran, Delanggu, Senin (29/3/2021). Ganjar Pranowo menumpang mobil Toyota Inonnva Venturer berpelat nomor H 8120 SQ. Selain didampingi pimpinan Bulog Jateng dan Surakarta, Ganjar Pranowo juga didampingi Wakil Bupati (Wabup) Klaten, Yoga Hardaya, dan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Baca Juga: Mudik Lebaran Dilarang, Begini Langkah Bupati Wonogiri

Ekspedisi Mudik 2024

Di gudang Bulog Banaran, Delanggu, Klaten, Ganjar Pranowo langsung berbincang dengan pimpinan Bulog Jateng, Miftahul Ulum. Selesai berbincang singkat, Ganjar Pranowo melihat kondisi fisik beras di gudang tersebut.

Di kesempatan itulah, Ganjar Pranowo sempat menanyakan ketersediaan beras yang sudah ndongkrok tiga tahun ke pimpinan Bulog. Memperoleh pertanyaan itu, pimpinan Bulog Jateng menjelaskan stok beras dalam kondisi lama biasanya dibikin tepung.

"Fungsi Bulog hari ini memang pincang. Penyerapan yang dilakukan hanya untuk stok. Mekanisme penyaluran belum ada, kalau dahulu kan ada Raskin. Alhasil, ndongkrok. Ini perlu diubah. Perlu dilakukan terobosan kebijakan. Pengeluaran beras di Bulog saat ini dilakukan hanya saat terjadi bencana dan operasi pasar (OP)," kata Ganjar Pranowo, saat ditemui wartawan di sela-sela kenjungannya ke Gudang Beras Bulog Banaran, Delanggu, Senin (29/3/2021).

Disinggung tentang stok beras di Jateng guna menghadapi momentun Ramadan dan Lebaran 2021, Ganjar Pranowo mengatakan stok beras di Jateng dalam kondisi aman. Hanya, harga gabah saat ini memang turun menyusul panen raya, kualitas kadar air di atas 14 persen, dan penyerapan yang belum optimal. "Beras sudah turah-turah [di Jateng]," katanya.

Penyerapan

Pimpinan Bulog Jateng, Miftahul Ulum, mengatakan penyerapan gabah yang telah dipatok Bulog setempat mencapai 204.000 ton. Sepanjang tahun 2021, diharapkan dapat memenuhi target minimal 75 persen dari angka yang sudah ditetapkan. "Kendala yang dihadapi saat musim hujan banyak gabah dipanen lebih awal (padi dalam kondisi roboh dan rusak)," katanya.

Pimpinan Bulog Surakarta, Ninik Setyowati, mengatakan stok beras yang disimpan di gudang Bulog di wilayahnya paling lama tahun 2020. "Stok terakhir tahun 2020. Lebih dari itu, tidak ada. Seperti yang disampaikan pak gubernur tadi, yang ada saat sekarang hanya beras masuk. Sementara, beras yang keluar tidak ada. Kami tak diberi penugasan kecuali bencana dan OP tadi," katanya.

Baca Juga: Sudah Ganti ATM dari Magnetic ke Chip Belum Lur? Segera Diblokir Lho!

Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan stok kebutuhan beras di Klaten dijamin aman hingga tujuh bulan ke depan. Saat ini, para petani di Klaten sudah memasuki masa panen raya.

"Jika ditotal, produksi beras di Klaten bisa mencapai 77.000 ton beras. Sementara, konsumsi beras di Klaten mencapai 10.545 ton setiap bulannya. Kebutuhan beras di Klaten akan aman hingga tujuh bulan ke depan. Dengan pencapaian seperti itu, Klaten melihat tak perlu impor beras," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya