SOLOPOS.COM - Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil membantu petani Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri dengan membuat janggelan instan (istimewa)

Solopos.com, SOLO--Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil membantu petani Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri dengan membuat janggelan instan melalui proses penepungan cincau hitam powder.

Keberhasilan tersebut merupakan output program Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) 2020, hibah kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari Kemenristek BRIN. Kegiatan ini diinisiasi oleh ketua LPPM UNS, Prof. Okid Parama Astirin dan sekretaris LPPM UNS, Prof. Syamsul Hadi, termasuk anggota tim di dalamnya Dr. Wisnu Nurcahyo dari Universitas Gadjah Mada.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kreatif, Tim UNS Solo Olah Ampas Kopi Jadi Material Elektroda Baterai Sodium Ion

Program ini berhasil menciptakan formula yang efisien dalam teknologi penepungan daun tanaman janggelan (Mesona chinensis) yang banyak ditanam petani di Temboro, menjadi cincau hitam bubuk. “Kami sangat senang, tadinya kami hanya jual daun janggelan kering, sekarang bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dengan menjualnya dalam bentuk cincau hitam bubuk,” ujar Sarmin, mitra UKM dari UD Bumi Makmur, Wonogiri.

Ekspor hingga China

Tim LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil membantu petani Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri dengan membuat janggelan instan. (istimewa)
Tim LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil membantu petani Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri dengan membuat janggelan instan. (istimewa)

Selama ini kelompok tani memasarkan tanaman janggelan dalam bentuk daun, batang, dan akar kering ke Malaysia sejak 2001 serta ke China dan Taiwan sejak 2012. Program ini berlangsung selama enam bulan dan saat ini peralatan produksi sudah diserahkan kepada kelompok tani untuk digunakan pada tahap produksi massal janggelan powder.

“Waktu enam bulan ini sebetulnya cukup singkat, tapi Alhamdulillah kami bisa membuat formula penepungan janggelan yang tepat dan juga efisien. Peralatan juga sudah kami uji coba dan berfungsi baik,” jelas Ketua Tim Prof. Syamsul Hadi yang juga Guru Besar Teknik Mesin UNS.

Keren, Pemuda Doho Wonogiri Gelar Lomba Kewirausahaan Mirip Diplomat Success Challenge

Prof. Okid selaku anggota tim menambahkan potensi daun janggelan untuk dikembangkan sangat terbuka lebar, mulai aspek ketersediaan bahan baku, aspek SDM, dan potensi pasar yang sangat menjanjikan.

“Dengan proses penepungan ini, nilai jual janggelan akan semakin tinggi daripada penjualan daun kering. Dengan sentuhan teknologi, janggelan dapat dijual secara instan dengan kemasan yang modern,” ujarnya.

Selain aspek produksi, program ini juga membantu kelompok tani dalam aspek pemasaran dengan membuat desain kemasan yang modern, mengembangkan website, dan perangkat pemasaran lainnya yang mudah diakses oleh masyarakat.

“Kami berharap hasil dari program ini tidak hanya dapat dinikmati oleh warga sekitar Temboro, tetapi juga dapat mengangkat produk janggelan menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Wonogiri,” tambah Dr. Wisnu, salah satu anggota tim pengabdian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya