SOLOPOS.COM - Beberapa Siswa bergembira saat event Monpers Goes to School di SMP Budi Utomo Solo di Jl. Bromo IV, Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu, (17/5/2023). (Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO — Monumen Pers Nasional Solo menyapa siswa sekolah dalam acara bertajuk Monumen Pers Goes to School di SMP Budi Utomo Solo, Rabu (17/5/2023). Kegiatan ini merupakan upaya Monumen Pers untuk mendongkrak literasi di kalangan pelajar.

Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo, mengatakan acara tersebut kali pertama dilakukan. Dia sengaja memilih SMP Budi Utomo Solo sebagai tempat pertama. Setahnya, dia akan mengelilingi sekolah-sekolah se-Soloraya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Jadi pada saat Hari Pers Nasional pada bulan Februari itu, pengunjung terbanyak sekolah SMP Budi Utomo Solo. Itu hampir satu per lima yang hadir di Monumen Pers,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (17/5/2023).

Dia mengatakan acara tersebut merupakan komitmen Monumen Pers untuk mendukung program dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo untuk meningkatkan literasi dan numerasi. 

“Nah oleh sebab itu Monumen Pers ikut berpartisipasi dalam meningkatkan layanan literasi membaca, dan literasi sejarah di Monumen Pers,” lanjut dia.

Guna mewujudkan visi tersebut, pihaknya menyediakan empat layanan. Pertama, papan baca. Melalui papan baca, masyarakat bisa membaca surat kabar nasional maupun lokal setiap hari. 

“Kita melestarikan produk cetak agar masyarakat membaca di situ. Walaupun yang ditempel headline-nya saja. Tapi kalau mau membaca sambungannya silahkan masuk ke dalam, toh gratis,” kata dia.

Monumen pers goes to school
Kepala Momumen Pers Widodo Hastjaryomenyampaikan sambutan dalam acara Monumen Pers Nasional Goes to School di SMP Budi Utomo Solo, Jawa Tengah, Rabu, (17/5/2023). (Solopos.com-Joseph Howi Widodo)

Layanan yang kedua yakni museum. Koleksi menarik yang dimiliki Monumen Pers Nasional, beberapa di antaranya, Radio Kambing, mesin cetak kuno, dan koran-koran tua. Satu koran yang paling tua yakni koran berbahasa Belanda dan terbit 1816. 

“Tapi itu sudah tidak bisa dipegang, kalau dipegang akan hancur. Dan itu sudah kita digitalisasikan supaya bisa menjadi pengetahuan bersama,” kata Widodo.

Lalu layanan yang ketiga yakni perpustakan. Semua orang, termasuk pelajar dan masyarakat umum diberikan akses membaca secara gratis. Widodo menyebut ruangan sudah nyaman dengan dilengkapi AC dan air minum gratis.

“Tapi karena kita sudah go green, tidak ada botol plastik. Kalo ke sana sebaiknya bawa tumbler agar bisa mengisi ulang air minum,” lanjut dia.

Kemudian layanan keempat adalah Epaper. Widodo menyebut Monumen Pers Nasional sudah melakukan digitalisasi koran menjadi epaper, terutama koran-koran lama. Hal ini dimaksudkan untuk tetap melestarikan benda-benda pers itu sendiri. 

Fasilitas, pelayanan, dan arsip yang dimiliki Monumen Pers Nasional memungkinkan para pelajar, akademisi, dan ilmuwan untuk melakukan riset. Termasuk riset untuk skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal ilmiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya