SOLOPOS.COM - Grafik persebaran leptospirosis di DIY. (Harian Jogja/Tri Harjono)

Lepto Tek sudah disediakan di dinas kesehatan dan akan disalurkan ke puskesmas yang menangani pasien yang diduga terkena leptospirosis

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gunungkidul yang tahun lalu menjadi wilayah yang terkena dampak leptospirosis paling parah tahun ini juga tak luput dari serangan. Kewaspadaan terhadap penyakit karena hewan ini pun harus ditingkatkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dinkes Gunungkidul menyatakan hingga akhir Maret terdapat sepuluh kasus leptospirosis yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. Namun, berdasarkan catatan Dinkes DIY, terdapat dia orang yang meninggal dunia diduga karena penyakit ini. “Sembilan pasien lainnya dinyatakan sembuh,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Priyanta Madya Satmaka, Jumat (23/3/2018).

Zoonis terjadi di Kecamatan Wonosari, Playen, Gedangsari, Ponjong dan Semin. Jumlah penderita leptospirosis di kabupaten ini menurun dibandingkan 2017. Kala itu, terdapat 38 pasien yang terkena leptospirosis dengan jumlah korban jiwa 13. “Kami akan terus berusaha agar penyebaran tidak semakin luas. Untuk pencegahan, kami akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan,” kata dia.

Baca juga : Badai Cempaka Pengaruhi Persebaran Leptospirosis

Sementara, Lepto Tek sudah disediakan di dinas kesehatan dan akan disalurkan ke puskesmas yang menangani pasien yang diduga terkena leptospirosis. Lepto Tek yang berfungsi untuk mendeteksi sementara penyakit ini baru bisa dipakai setelah pasien mengalami demam lebih dari tujuh hari. Dalam kurun tersebut antibodi sudah terbentuk sehingga deteksi bisa lebih akurat.

Dinkes Kota Jogja mencatat sampai pertengahan Maret sudah ada sembilan kasus leptospirosis dan dua orang diduga meninggal karena penyakit ini. Tahun lalu, terdapat 14 kasus leptospirosis, dua pasien meninggal dunia.

Kepala Dinkes Kota Jogja Fita Yulia Kisworini sudah meminta semua petugas kesehatan di semua rumah sakit pemerintah di Jogja agar lebih tanggap mengenali gejala-gelaja leptospirosis. “Kami sudah sediakan Lepto Tek ke semua puskesmas dan rumah sakit daerah supaya pasien lebih cepat ditangani,” kata Fita, Jumat.

Fita mengatakan, penyakit tersebut sebenarnya bisa diantisipasi dengan membiasakan pola hidup bersih. “Biasakan cuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas.”

Baca juga : 10 Orang Terkena Leptospirosis, Dinkes Sleman Lakukan Antisipasi Tikus

Adapun Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati mengatakan, pengendalian penyakit dan ketersediaan Lepto Tek sudah menjadi tanggung jawab rutin Dinkes Kulonprogo. Namun, dia tidak mengetahui sebarapa banyak suspect leptospirosis di kabupaten ini.

Menurut catatan Dinkes DIY, dalam kurun Januari sampai Maret tahun ini, terdapat dua pasien yang diduga terjangkit leptospirosis meninggal dunia di Kulonprogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya