SOLOPOS.COM - Pabrik PT Liebra Permana berada di Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Perusahaan yang memproduksi pakaian dalam itu memiliki ribuan karyawan. Foto diambil Desember 2021. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRITingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Wonogiri pada 2021 turun signifikan hingga menjadi paling rendah se-Jawa Tengah.

Sebagai informasi, pengangguran terbuka adalah penduduk produktif yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan. Data yang Solopos.com peroleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Wonogiri, Senin (10/1/2022), TPT 2021 tercatat 2,43 persen dari angkatan kerja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang memiliki pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, maupun mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja. Hanya, data tersebut belum dilengkapi data jumlah pengangguran terbuka dan jumlah angkatan kerja di Kabupaten Wonogiri pada tahun tersebut.

Baca Juga: Tahun Ini Ditarget 80 Persen, Tol Solo-Jogja Diresmikan 17 Agustus 2023

Otoritas Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Wonogiri menyebut jumlah pengangguran terbuka pada 2021 berkisar 10.000-12.000 orang. TPT tersebut turun 0,81 persen dibanding 2020 yang saat itu tercatat 4,24 persen.

Pada 2020 lalu jumlah pengangguran terbuka lebih kurang 24.000 orang. TPT Wonogiri 2021 terendah se-Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap adalah daerah di Jawa Tengah dengan TPT tertinggi, yakni 9,97 persen.

Kepala Disnaker Wonogiri, Ristanti, saat ditemui di kantornya, Senin, mengatakan sebenarnya sulit menghitung pengangguran, karena yang dihitung adalah dinamika masyarakat. Ada warga yang sebelumnya menganggur tak lama kemudian bekerja atau sebaliknya.

Baca Juga: Wow! Solo-Jogja via Jalan Tol hanya 20 Menit

Penghitungan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dapat memberi gambaran kondisi di lapangan. Dia bersyukur berdasar penghitungan BPS TPT 2021 di Kabupaten Wonogiri menurun signifikan.

“Pada 2021 lalu sebenarnya kami minim anggaran karena anggaran di-refocusing. Program kami jalankan dengan anggaran terbatas dan mayoritas kegiatan digelar secara virtual, seperti pelatihan desain grafis oleh BLK [Balai Latihan Kerja] dan bursa kerja,” kata Ristanti.

Pada bursa kerja virtual 2021 lalu ada lebih dari 10.000 orang mendaftar/melamar bekerja. Pendaftar diterima bekerja yang terlacak Disnaker sebanyak lebih dari 2.000 orang. Hal itu menunjukkan bursa kerja berkontribusi dalam menekan jumlah pengangguran terbuka.

Baca Juga: Tabrakan Truk Vs Motor di Trasan Klaten, Satu Orang Meninggal

 

Hindari PHK

Disnaker juga berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan besar untuk mengupayakan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Perusahaan menyambut baik. Perusahaan mengatur sedemikian rupa agar tak mem-PHK karyawan, seperti karyawan dipekerjakan secara tidak penuh dengan mengacu pada jadwal atau merumahkan pekerja dan berkomitmen mempekerjakan mereka lagi setelah bisnis perusahaan membaik.

“Seiring berjalannya waktu perusahaan bisa bangkit dan kembali mempekerjakan karyawan secara penuh. Karyawan yang dirumahkan kembali dipanggil untuk bekerja lagi,” imbuh Ristanti.

Bahkan, lanjut dia, ada perusahaan yang membuka banyak lowongan pekerjaan, seperti PT Nesia PAN Pacific Clothing, Kecamatan Ngadirojo. Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang sandang itu memiliki lebih kurang 6.000 pekerja.

Baca Juga: Sumanto Kini Sendirian setelah Rumah Satu RT Terdampak Tol Solo-Jogja

Perusahaan lain yang juga memiliki banyak karyawan, seperti PT Liebra Permana, Kecamatan Selogiri mempunyai lebih kurang 2.500 pekerja dan PT Top and Top Apparel hampir 2.000 pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya