SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Hasil survei lembaga kajian Indo Barometer menyebutkan, 68,6 persen publik puas dengan kinerja <a href="http://news.solopos.com/read/20180522/496/917776/jokowi-bersihkan-tk-sampai-kampus-dari-ideologi-terorisme" target="_blank">Presiden Joko Widodo</a> secara personal selama 3,5 tahun terakhir. Namun, masih ada 32 persen publik yang mengaku tidak puas.</p><p>"Dari evaluasi kinerja pemerintahan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mencapai 68,6 persen, sedangkan yang kurang atau tidak puas 29,4 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam rilis <em>Survei Nasional Evaluasi 3,5 Tahun Joko Widodo-Jusuf Kalla: Quo Vadis Nawacita</em> di Jakarta, Selasa (22/5/2018).</p><p>Dalam survei tersebut tingkat kepuasan publik dibagi antara Jokowi dan Jusuf Kalla secara personal. Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden tercatat sebesar 61,2 persen, dan yang kurang atau tidak puas sebesar 34,8 persen.</p><p>Secara umum, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK secara keseluruhan sebesar 65,1 persen dengan persentase publik yang tidak puas sebesar 32 persen. Pembangunan Infrastruktur menjadi alasan utama mayoritas masyarakat Indonesia merasa puas dengan hasil kinerja Jokowi-JK.</p><p>"Lima alasan publik menyatakan puas terhadap Jokowi-JK adalah pembangunan infrastruktur meningkat 29.7 persen, banyak pencapaian 16.1 persen, bantuan bagi rakyat kecil 13.8 persen, kinerja bagus 8.7 persen, dan kebijakannya tegas 5 persen," kata Qodari.</p><p>Sementara itu, lima alasan utama publik yang menyatakan <a href="http://news.solopos.com/read/20180416/496/910721/elektabilitas-prabowo-turun-karena-sering-serang-jokowi" target="_blank">tidak puas</a> terhadap kinerja Jokowi-JK. Karena harga sembako yang belum stabil, yaitu 19,1 persen, lapangan pekerjaan masih terbatas 22,2 persen, anggapan banyak tenaga kerja dari Cina 10,3 persen, kemiskinan dan kesenjangan 8 persen, dan masih banyak korupsi 6,9 persen.</p><p>Berdasarkan hasil survei tersebut, 55.5 persen publik di antaranya menginginkan Jokowi kembali menjadi <a href="http://news.solopos.com/read/20180522/496/917802/survei-charta-politika-prabowo-233-jokowi-512-gatot-55" target="_blank">Presiden periode 2019 – 2024</a> mendatang. "Sedangkan yang tak menginginkan Jokowi menjadi Presiden lagi, yaitu sebanyak 30.2 persen. Tidak tahu atau tidak menjawab 14.3 persen," ujar Qodari.</p><p>Survei ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia pada 15-22 April 2018 dengan melibatkan 1.200 responden yang berusia 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan, dengan margin of error sebesar plus minus 2,83 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.</p><p>Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.</p>

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya