SOLOPOS.COM - Sejumlah sukarelawan berkoordinasi untuk memulai proses pencairan korban yang diduga menceburkan diri ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Gantung Kliwonan, Masaran, Sragen, Minggu (7/2/2021).(Istimewa/BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGEN--PD, kakek-kakek berusia 65 tahun asal Kecamatan Kedawung, Sragen, diduga nekat menceburkan diri ke Sungai Bengawan Solo, tepatnya dari Jembatan Gantung Kliwonan, pada Minggu (7/2/2021).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, PD berangkat ke Jembatan Gantung Kliwonan dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Alfa berpelat nomor AD 4327 RE sekitar pukul 05.30 WIB. Ia kemudian memarkir sepeda motor itu di tepi jembatan gantung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selanjutnya, PD berjalan kaki menuju jembatan gantung yang jadi sarana untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo tersebut. Warga sempat melihat PD mondar-mandir di jembatan gantung. Namun, tak lama kemudian warga tak lagi melihat keberadaaan PD. Diduga ia nekat menceburkan diri ke Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: 10 Berita Terpopuler: Sumber Kekayaan Hartono Hosea, Orang Terkaya Di Solo

Surat Wasiat

Warga lalu menemukan plastik merah yang diikatkan pada pagar jembatan gantung, sarung kotak-kotak warna ungu cokelat dan sepasang sandal warna hitam. Di dalam plastik merah itu ditemukan sebuah wasiat untuk keluarganya.

Informasi terkait dugaan orang bunuh diri dengan menceburkan diri ke Sungai Bengawan Solo itu sampai ke Polsek Masaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen. Sejumlah relawan dari BPBD, SAR MTA, SAR Poldes, RAPI, Senkom dan lain-lain sudah tiba di lokasi untuk mencari keberadaan korban yang sehari-hari bekerja sebagai anggota Linmas di salah satu desa di Kedawung itu.

Kapolsek Masaran, AKP Joko Widodo, membenarkan adanya laporan dugaan orang bunuh diri di Sungai Bengawan Solo itu. Hingga kini, proses pencarian korban masih dilakukan oleh tim sukarelawan. “Kami belum tahu wasiatnya seperti apa,” jelas Kapolsek Masaran.

Baca Juga: Bagikan Ribuan Masker di Pasar Tradisional, Polresta Solo: 3M Harus Jadi Kebutuhan

Sementara itu, tokoh masyarakat di tempat PD Tinggal, SG, mengatakan korban diduga depresi karena sakit menahun. “Sakit [paru] sudah lama. Sekarang belum ketemu,” paparnya.

Korban memiliki ciri-ciri berkulit sawo matang, berambut pendek ikal, berkumis dan bertinggi sekitar 160 cm. Kepada keluarga, korban sudah pernah menyampaikan maksud untuk bunuh diri sekitar dua pekan lalu. Niat bunuh diri itu ia utarakan jika saudaranya dari Puwodadi tidak datang untuk menjenguknya di Kedawung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya