SOLOPOS.COM - Mak Keti yang tinggal sendirian di dekat puncak Merapi. ( Harian Jogja/Hery Setiawan)

Solopos.com, SLEMAN – Jarak rumah Mak Keti, 75, yang tinggal sendirian di dekat Gunung Merapi hanya 5 km dari puncak. Wanita ini tinggal sendirian di rumahnya di bekas dusun yang rata dengan tanah akibat erupsi Merapi pada 2010 lalu.

Mak Keti merupakan salah satu warga Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten, Sleman, DIY, yang selamat dari bencana alam erupsi Merapi. Penduduk lainnya yang selamat saat ini tinggal di hunian tetap yang dibangun pemerintah lantaran kehilangan tempat tinggal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tetapi, Mak Keti justru menolak direlokasi dan memilih tinggal sendirian di dekat puncak Merapi. Dia tinggal di bekas dusun yang kini ditumbuhi pepohonan rimbun tanpa ada satu pun rumah penduduk.

Mak Keti sebenarnya diberi tempat tinggal baru di hunian tetap (huntap) Karangkendal, Dusun Balong, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Namun dia menolak pindah dan bersikeras bertahan di tempat asalnya.

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi 

Harianjogja.com berkesempatan mengunjungi rumah Mak Keti pada Minggu (12/7/2020). Lokasi rumahnya tidak jauh dari petilasan Mbah Marijan. Di halaman rumahnya terpasang papan kayu yang bertuliskan Universitas Merapi.

Mak Keti dikenal sebagai pribadi ramah, sederhana, dan supel sehingga akrab dengan banyak orang, termasuk para pendeki di Merapi. Ada sejumlah pendaki yang kerap mampir hingga menginap di rumahnya, seperti Fakhry Ainur Rahman.

Dia mengaku sudah lama tidak mendaki Gunung Merapi. Namun, setiap kali ke Merapi, tak lupa ia mengunjungi Mak Keti yang tinggal sendirian di dekat puncak Merapi.

Akrab dengan Pendaki

Fakhry, sapaannya mengatakan perkenalan dengan Mak Keti terjadi saat dirinya masih SMA. Kala itu, ia aktif sebagai anggota organisasi pecinta alam. Perjumpaannya waktu itu tak begitu lama. Hanya beberapa hari sebelum akhirnya kembali ke sekolah.

Thathit Paksi Si Penabuh Gendang Dory Harsa Ternyata Lulusan Teknik Sipil UGM Jogja Loh

Sekitar tahun 2017 atau dua tahun selepas perjumpaan pertama, ia kembali berkegiatan di Gunung Merapi. Kebetulan basecamp-nya tidak jauh dari rumah Mak Keti. Ia pun kembali berjumpa dengan Mak Keti.

Satu hal yang bikin Fakhry heran adalah Mak Keti begitu akrab sekali mengenalnya. Seolah seperti baru berpisah dalam waktu yang singkat.

“Itu yang bikin saya speechless. Padahal sudah lama gak ketemu,” katanya saat dihubungi Harian Jogja, Selasa (14/7/2020).

Rindu Anak

Menurutnya, insiden erupsi Merapi 2010 yang merenggut nyawa anaknya membuat Mak Keti seperti tidak bisa lepas dari rumah itu. Mak Keti, katanya sangat merindukan sosok anak. Maka tidak heran, kala dikunjungi oleh pemuda, Mak Keti tampak begitu bahagia.

“Mak Keti bisa dibilang sebagai sosok Ibu. Bahkan, seniorku pernah bilang kalau Mak Keti itu rektornya Universitas Merapi,” kata pemuda yang pernah menjadi Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Madawirna Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Rumah Giman di Ngawi yang Digeser Makhluk Gaib Punya Kamar di Bawah Tanah, Ini Penampakannya

Fakhry juga mengatakan Mak Keti memang tak bisa lepas dari rumahnya saat ini. Kendati hanya berjarak 5 km dari puncak Merapi, Mak Keti selalu merasa aman dan nyaman tinggal di sana.

Mak Keti dan rumah itu seperti memiliki ikatan yang kuat. Bila dipisahkan, satu atau keduanya pasti saling merindukan. Mak Keti sendirinya, katanya sempat sakit-sakitan saat dirinya menetap di hunian tetap untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya