SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><b>Solopos.com, KARANGANYAR</b>–Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar mulai memetakan kuliner khas Karanganyar. Beberapa waktu lalu muncul usulan timus dari ubi ungu menjadi makanan khas Kabupaten Karanganyar.</p><p>Wacana itu muncul saat penyelenggaraan <i>Festival Timus</i> di De Tjolomadoe Karanganyar, Sabtu (18/8/2018). <i>Festival Timus</i> diikuti acara mencetak&nbsp;<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180818/494/934873/de-tjolomadoe-karanganyar-siap-cetak-rekor-muri-dengan-17.845-timus" title="De Tjolomadoe Karanganyar Siap Cetak Rekor Muri dengan 17.845 Timus">Rekor Muri</a> Replika De Tjolomadoe dari susunan 17.845 timus.</p><p>Setelah timus dari ubi ungu, Bumi Intanpari melirik kudapan lain, yakni wingko. Penganan berbahan dasar kelapa muda, tepung beras ketan, dan gula pasir itu akan dimodifikasi sedemikian rupa menjadi kuliner khas Karanganyar. Kepala Disparpora Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menuturkan hal itu saat berbincang dengan <i>Solopos.com</i> di sela-sela menghadiri acara di Tawangmangu, Minggu (26/8/2018).</p><p>Wingko khas Karanganyar bewarna ungu karena dicampur ubi ungu. Titis menyampaikan salah satu usaha kecil menengah (UKM) di Karanganyar sudah membuat wingko ungu. "Setelah timus, selanjutnya wingko. Sudah ada banyak barangnya. Artinya ini produk lokal. Bahan lokal melimpah. Awet. Rasanya oke. Kemasan sudah keren. Itu kan sejumlah syarat kuliner khas daerah. Tinggal garap <i>branding</i>," kata Titis optimistis.</p><p><i>Branding</i> yang dia maksud adalah melempar produk ke pasar yang lebih luas sehingga semakin banyak orang dari dalam maupun luar Karanganyar mengenal wingko ungu. Titis menuturkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menggunakan strategi mengenalkan produk lokal Karanganyar kepada warganya.</p><p>"Semua kantor kalau <i>nyuguh snack</i> wajib ada wingko <i>sak ler</i>. Kalau pemerintah enggak mau mulai, <i>hla sapa sing arep </i>mulai? Desa sampai kabupaten wajib pakai. Ini masih merek perorangan. Lekas kami patenkan. Barang itu [wingko ungu] <i>nemu</i> pas Pameran Intanpari," ujar dia saat ditanya asal mula wingko ungu muncul.</p><p>Pemkab optimistis <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180820/494/935069/kali-pring-kuning-kemuning-karanganyar-dari-tempat-sampah-jadi-wisata-pemacu-adrenalin" title="Kali Pring Kuning Kemuning Karanganyar, Dari Tempat Sampah Jadi Wisata Pemacu Adrenalin">pariwisata</a> di Karanganyar mulai dari objek wisata, kuliner, penginapan, dan fasilitas pendukung lain moncer. Salah satu alasannya adalah infrastruktur pendukung kepariwisataan memadai. "Karanganyar sekarang sedang lari di kepariwisataan. Infrastruktur jalan 95% dari tingkat RT, kebayanan sampai desa sedang berbenah," tutur dia.</p><p>Sementara itu, Titis mengklaim pengunjung objek wisata pada momen libur Hari Raya Idul Fitri 2018 meningkat apabila dibandingkan momen yang sama tahun lalu. Dasarnya penjualan tiket masuk ke objek wisata. Tahun lalu terjual 105.000 tiket sedangkan tahun ini 236.000 tiket.</p><p>"Itu belum yang spot alam atau yang tidak berkarcis. Belum semua objek wisata dibuka. Kami sedang menggarap wisata lansia. Mereka ini duitnya, waktunya, dan maunya banyak. Syaratnya fasilitas ramah lansia memadai. Goal-nya kesejahteraan masyarakat," ungkap dia.</p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya