SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi melaporkan 17,5 juta pemilih mencurigakan karena lahir pada satu hari dalam jumlah signifikan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menganggap wajar.

Komisioner KPU Viryan Aziz mengatakan bahwa hasil koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), angka tersebut bisa didapat berdasarkan pencatatan tim di lapangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasus yang beberapa kali kerap ditemui saat administrasi kependudukan adalah masyarakat yang tidak ingat kapan dia lahir. Dengan begitu petugas menyamakan tanggal lahir mereka.

“Dan ini bukan hanya sekarang. Pemilu sebelumnya sudah ada seperti ini, [Pilpres] 2014 juga seperti itu. Dengan demikian ini bukan data tidak wajar, tetapi data yang secara administrasi kependudukan, demikian adanya,” katanya di Gedung KPU, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Sebelumnya, Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa 17,5 juta pemilih misterius itu terdiri atas warga yang lahir pada 1 Juli sebanyak 9.817.003 jiwa, pada 31 Desember 5.377.401, dan 1 Januari 2.359.304 jiwa.

Padahal, berdasarkan grafis yang mereka terima, seharusnya masyarakat yang lahir pada tanggal sama paling banyak 500.000 orang. Ini berbeda dengan klaim BPN yang mencapai 10 hingga 20 kali lipat.

“Ini sudah kami lakukan selama beberapa bulan disusul beberapa pertemuan sudah kami hitung empat kali pertemuan dengan KPU. Itu namanya dianggap ganda bisa juga dinilai invalid dan lain-lain,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya