SOLOPOS.COM - Dokumentasi

Dokumentasi

JAKARTA–Tim sukses Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) menyebut pasangan cagub cawagub DKI Jakarta terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bukanlah malaikat. Kemenangan Jokowi-Basuki dinilai masih ada cacatnya.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

“Siapapun yang terpilih, yang kita tahu pasti, pasangan calon nomor urut 3 bukanlah malaikat. Mereka memang terpilih tanpa ada beban, tanpa ada dugaan pelanggaran dalam proses Pemilukada. Namun, kita telah mencatat beberapa temuan yang cukup menciderai pelaksanaan Pemilukada,” ujar Ketua Tim Advokasi Foke-Nara, Zamakh Sari, di markas pemenangan Foke-Nara, Jalan Dipnegoro nomor 61, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2012).

Zamakh mengatakan temuan tim advokasi tersebut berada dalam aspek legal formal sehingga telah menodai pelaksanaan demokratisasi di Ibukota.

“Jangan sampai terulang, jangan sampai jadi beban bagi pasangan terpilih, karena bisa jadi beban bagi pasangan terpilih. Kami pun mengimbau kepada KPU RI untuk berbenah dari aspek regulasi,” ujar Zamakh.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Tim Advokasi, Dasril Effendy, menilai sistem dan regulasi penyelenggaraan Pilgub DKI 2012 yang out of date sehingga tidak dapat merespons permasalahan yang muncul di masyarakat sehingga berujung pada recht vacuum.

“Contohnya regulasi tentang dana kampanye putaran kedua, iklan atau informasi melalui media sosial yang tidak dapat di-filter. Ini kelemahannya, semestinya hal demikian harus diatur,” kata Dasril.

Tim advokasi juga menilai penyelenggaraan pilgub tidak dilakukan dengan cermat dan profesional oleh pihak penyelenggara.

“Dimulai dari penyusunan DPT, pendaftaran pasangan calon, verfikasi syarat pasangan calon, penetapan pasangan calon, sosialisasi, kampanye, audit dana kampanye hingga pelaksanaan pemungutan suara,” jelas Dasril.

Selain itu, ditemukan masih adanya pasangan tertentu atau pendukung pasangan tertentu yang diduga melakukan praktik politik kotor.

“Seperti adanya jockey yang menggunakan surat panggilan orang lain, modus money politic dengan membawa bukti foto dan atau memotong sobekan kertas suara,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya