SOLOPOS.COM - Timnas Indonesia U-23 (pssi.org)

Solopos.com, MANILA – Titisan Josep Guardiola. Julukan itu sempat diberikan pada Pelatih Timnas Indonesia U-23, Indra Sjafri, seusai mengalahkan Thailand dan Singapura di dua laga awal SEA Games 2019.

Jika melihat konsep permainan, memang banyak kesamaan antara Guardiola dengan pelatih asal Minang itu. Keduanya sama-sama mengusung filosofi menyerang dengan mengandalkan umpan-umpan pendek khas tiki-taka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsep ini sekali lagi membantu Indra Sjafri saat mengantar Garuda Muda menghajar Myanmar dengan skor 4-2 dalam semifinal turnamen SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12/2019). Kemenangan sensasional itu membawa Timnas Indonesia menembus final ketujuh di ajang SEA Games sekaligus berpeluang mengulang prestasi juara di SEA Games 1991 di Manila.

Jadwal Indonesia vs Vietnam di Final SEA Games 2019

Ekspedisi Mudik 2024

Di laga pamungkas, Timnas Indonesia sudah ditunggu Vientam yang di semifinal lain menghancurkan Kamboja dengan skor 4-0. Garuda Muda mengusung misi revans setelah dibekuk Vietnam 1-2 di babak penyisihan.

“Kami menunggu siapa pun yang hadir di final. Saya hanya memikirkan satu hal karena sejak awal memang ditugasi untuk meraih medali emas,” ujar Indra seperti dilansir Detik.com.

Permainan dinamis dari kaki ke kaki memang konsisten dimainkan Evan Dimas dkk. sejak awal laga SEA Games 2019. Kegesitan Egy Maulana Vikri, Saddil Ramdani, dan Osvaldo Haay dalam menyisir tiap jengkal lapangan juga tampak klop dengan strategi itu.

Mantap! Indonesia Lampaui Target 45 Emas SEA Games 2019

Bahkan ketika Garuda Muda terkejar 2-2 di waktu normal setelah sempat unggul 2-0 lawan Myanmar, gaya yang disebut Indra Sjafri sebagai pepepa (pendek-pendek-panjang) itu tetap diperagakan. Mereka tak terpancing memainkan direct pass via umpan lambung yang bakal dengan mudah kandas di lini pertahanan Myanmar. Bola lambung terobosan baru menjadi opsi apabila ada celah di pertahanan lawan.

Terbukti Garuda Muda mampu menambah dua gol di perpanjangan waktu lewat Osvaldo Haay dan Evan Dimas. Itu adalah gol kedua Evan di laga tersebut setelah sebelumnya mencetak gol di menit ke-58. Satu gol Timnas lain dicetak Egy Maulana Vikri di menit ke-64.

Myanmar hanya mampu membalas dua gol lewat Aung Kaung Mann memanfaatkan salah umpan Zulfiandi di menit ke-79 serta Win Naing Tun semenit kemudian. Kali ini Nadeo Argawinata membuat blunder setelah bola yang lepas dari pelukannya dicocor Win.

Tekuk Myanmar 4-2, Timnas Indonesia ke Final SEA Games 2019

“Meski kebobolan dua gol dalam waktu singkat, mereka tetap merespons dengan cara positif. Mereka punya mental juara. Mudah-mudahan kami bisa mencapai performa puncak di babak final,” ujar Indra Sjafri.

Kesuksesan Timnas menembus babak pamungkas SEA Games pertama dalam enam tahun ini juga tak lepas dari kejelian Indra Sjafri melihat potensi terbaik anak didiknya. Sama halnya Guardiola, dia tak segan mengubah posisi pemain mulai dari Asnawi Mangkualam (gelandang ke bek kanan), Muhammad Rafli (gelandang serang ke penyerang), hingga Rachmat Irianto (bek tengah ke gelandang bertahan). Perubahan posisi Asnawi bisa dibilang paling sukses karena dia mampu memberikan keseimbangan dalam bertahan serta menyerang di SEA Games kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya