SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Foto Tim UGM Mulai Pencarian Parit Sekitar Kraton
JIBI/Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas

JOGJA—Dinas Kebudayaan DIY menerjunkan tim eskvasi dari Jurusan Arkeologi FIB UGM untuk meneliti keberadaan jagang (parit) benteng pertahanan Kraton. Hasil dari studi ini digunakan pijakan Pemerintah DIY untuk mengembalikan keberadaan jagang pada 2014 nanti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Eskavasi ini dilakukan di barat persis Plengkung Nirbaya atau yang lebih dikenal dengan Plengkung Gading. Tim sudah bekerja sejak Senin(15/4). Mereka menggali tanah untuk dibuat jugangan sebanyak tiga buah di lokasi tanah kosong itu. Masing- masing jugangan berkisar 3×3 meter.

Ketika tim bekerja Rabu(17/4) kemarin, tim sudah mengeduk tanah sedalam dua meter. Menurut Peneliti Arkeologi Rully Andriardi dari Dinas Kebudayaan DIY yang menengok lokasi eskvasi, selama ini tidak ditemukan literatur resmi terkait keberadaan jagang tersebut.

Dalam tiga hari bekerja, menurut Rully, tim belum mendapatkan bukti kuat seperti artefak atau lain sebagainya yang dapat menunjukkan lebar dan kedalaman jagang. Rully mengatakan, acuan yang paling kerap jadi acuan selama ini adalah penggambaran jagang dalam tembang mijil.

Begini syair tembang itu: Di Mataram tinggilah bentengnya, melingkupi istana dan sekitarnya, gerbang lima hanya empat yang terbuka, parit keliling yang dalam sungguh jernih airnya, pagarnya rapi terjalin, pohon gayam berjajar sepanjang jalan.

Tembang mijil menggambarkan runtuhnya benteng kraton atau yang dikenal Geger Sepehi pada 1812 (HB I) di sisi timur karena kepungan pasukan Inggris. Rully menjelaskan, dulu terdapat lima Plengkung. Sekarang yang tersisa dua plengkung saja. Plengkung di sisi barat dihancurkan dan dibuat baru oleh Kraton agar bisa memuat kendaraan besar.

“Dari tembang itu juga terbaca jika jagang itu dulu airnya bersih dan sangat dalam. Airnya bersih karena mungkin langsung mengalir dari sungai,” jelasnya.

Kepala Bidang Sejarah, Purbakala, dan Museum Dinas Kebudayaan DIY Nursatwika menambahkan, dari penuturan sejumlah warga, jagang itu letaknya masih dua meter dari batas luar benteng. Lalu jagang itu lebarnya juga mencapai dua meter. “Nah warga sekarang tinggalnya di atas jagang,” katanya saat dihubungi, Kamis(18/4).
Nursatwika mengatakan eskavasi itu akan dilakukan sebulan. Setelahnya, akan dikonsultasikan ke Gubernur DIY bila kemudian pembangunan jagang menyita lahan warga yang terlanjur didirikan rumah. “Apa nanti harus ada ganti rugi, itu nanti jadi kebijakan Pak Gubernur,” katanya.

Rencananya, jagang itu akan dibangun di lima titik pada kawasan benteng yang mengelilingi Kraton. Di tempat itu akan dibuat public space yang di dalamnya berisikan informasi mengenai sejarah benteng Kraton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya