Solopos.com, SRAGEN - Sebagian kepala desa atau kades di Sragen dianggap tidak tegas dalam mengingatkan tim suksesnya dalam Pilkades yang menggelar hajatan tanpa mengedepankan protokol kesehatan.
Hal itu terungkap saat Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bertemu dengan semua kades se-Kecamatan Sambirejo di kantor kecamatan setempat, Kamis (3/6/2021).
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Camat Sambirejo, Didik Purwanto, mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi Satgas Penanggulangan Covid-19 di tingkat kecamatan. Dia mengakui kesadaran warga untuk mengedepankan protokol kesehatan masih rendah.
Baca Juga: Gibran Sebut Banyak Jukir Nakal di Solo, Jangan Ragu Lapor
Hal itu terlihat saat warga menggelar hajatan. Padahal, kata camat, dia tidak kurang dalam mengedukasi dan mengingatkan warga supaya patuh protokol kesehatan.
"Satgas di tingkat desa kurang optimal dalam mengingatkan warga yang gelar hajatan. Karena yang menggelar hajatan itu tim suksesnya sehingga kades pekewuh untuk membubarkan. Mau mengingatkan secara tegas dan keras merasa tidak enak. Takutnya nanti malah dibenci. Kalau mau mencalonkan diri lagi bagaimana?" ujar Camat Sambirejo pada kesempatan itu.
Menanggapi hal itu, Bupati Sragen, berharap para kades bisa bersikap tegas bila menemukan warga yang menggelar hajatan tanpa memegang teguh protokol kesehatan. Dia menegaskan hanya RT dengan zona hijau yang diperbolehkan menggelar hajatan. Dia berharap para kades bisa memberi contoh yang baik terkait pelaksanaan hajatan sesuai protokol kesehatan.
"Kalau sudah zona hijau, silakan kalau mau gelar hajatan. Yang penting tetap laksanakan protokol kesehatan. Kalau sudah diingatkan tapi masih ngeyel silakan dilaporkan ke satgas tingkat kecamatan. Kalau tidak berani membubarkan hajatan dengan alasan dia adalah tim sukses, biar dibubarkan satgas kecamatan. Kalau satgas di tingkat kecamatan tidak berani juga, nanti satgas di kabupaten yang akan turun tangan," tegas Bupati.
Baca Juga: Mulai 1 Juni, Pengunjung TSTJ Solo Tak Dibatasi Usia
Kades Jetis, Sumiyarno, bersyukur desanya sudah masuk zona hijau memasuki awal Juni. Puluhan warga yang pernah positif corona dari klaster layatan pada April lalu kini sudah sembuh. Sumiyarno mengakui budaya ewuh pekewuh masih melekat di kalangan warga, tidak terkecuali kalangan kades.
"Bagi kades yang sudah tidak bisa mencalonkan lagi seperti saya tentu tidak ada masalah. Tidak perlu pekewuh untuk mengingatkan warga yang melanggar protokol kesehatan," ucapnya.