SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Tim gabungan SAR kembali mengevakuasi empat kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Dengan demikian total kantong jenazah yang berhasil dievakuasi tim SAR pada Sabtu (3/11/2018) petang telah mencapai 77 kantong.
 
Berdasarkan pantauan Bisnis/JIBI di JICT II Tanjung Priok, Sabtu, dua kantong jenazah ditemukan lebih dulu oleh Tim gabungan SAR sekitar pukul 15.00 WIB. Sedangkan satu kantong jenazah dievakuasi sekitar pukul 17.00 WIB.

Ketiga kantong jenazah tersebut langsung dibawa menggunakan ambulance ke RS Polri Kramat Jati untuk selanjutnya diidentifikasi dan ditemukan oleh pihak keluarganya.
 
Total jumlah kantong jenazah yang telah berhasil dievakuasi Tim gabungan SAR adalah 76 kantong. Sampai saat ini, Tim gabungan SAR masih mencari sisa korban pesawat Lion Air JT-610 yang tenggelam di Perairan Karawang.

Sementara itu, Kapal Pipit 3003 milik satuan Polisi Air Baharkam Polri pada Sabtu sore menurunkan satu kantong jenazah ke-77 dalam pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang sudah memasuki hari ke enam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami menemukan satu bagian tubuh penumpang, dan satu serpihan,” kata Komandan Kapal Pipit, Agung Pribadi, seusai menurunkan kantong jenazah di dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Sabtu.

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan informasi yang Agung Pribadi berikan, temuan tersebut didapat dari dasar laut berkedalaman sekitar 30 meter dan diangkat oleh penyelam Polair Baharkam.

Dalam misi pencarian hari Sabtu, Polair Baharkam menerjunkan sekitar 13 penyelam yang beroperasi tidak jauh dari titik jatuh pesawat bertipe Boeing 737 Max 8 tersebut. “Kalau temuan korban semakin ke sini semakin sedikit, tapi kalau setiap kami menemukan ya kami angkat,” pungkas Agung menambahkan.

Hingga hari Minggu atau hari ke enam proses pencarian dan evakuasi Lion Air JT 610 di perairan Utara Tanjung Karawang, Jawa Barat, tim SAR gabungan baru menemukan salah satu bagian kotak hitam yaitu Flight Data Recorder (FDR) pada hari Kamis. FDR berfungsi merekam data teknis penerbangan selama 25 jam terakhir seperti ketinggian, kecepatan, hingga mencatat kinerja pranata avionik di pesawat.

Sementara itu untuk Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam aktivitas komunikasi pilot, co-pilot, menara pengawas dan suara di kokpit hingga kini masih dalam pencarian tim penyelam gabungan. Baik FDR dan CVR memiliki fitur pemancar sinyal yang ditangkap oleh perangkat pencari dalam bentuk bunyi ping, yang kemudian ditelusuri arah bunyi tersebut oleh penyelam atau Remote Operating Vehicle (ROV).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya