SOLOPOS.COM - Foto dokumentasi SAR DIY saat evakuasi Eri Yunanto dari kawah Merapi (Detik)

Tim SAR Barameru memegang komando lapangan saat proses evakuasi jenazah Eri Yunanto.

Solopos.com, BOYOLALI- Tim (SAR) Barameru Merapi. Barameru menjadi komando lapangan dalam operasi evakuasi jenazah Eri Yunanto, mahasiswa Jogja yang jatuh ke kawah Merapi, Sabtu-Selasa (16-19/5/2015).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk operasi besar seperti evakuasi jenazah Eri, semua anggota dikerahkan sebagai tim inti dan nge-camp selama tiga malam di Pasar Bubrah. Menuruni kawah Merapi bukan hal baru bagi sukarelawan Barameru. Lahar, Samsuri, dan anggota lainnya sudah pernah berupaya untuk mengenali medan baru di puncak pascaerupsi Merapi 2010. Sudah dua kali tim Baremeru memitigasi kawasan kawah Merapi.

”Waktu itu malah perlengkapan mitigasi kami sangat terbatas. Anggota yang turun tidak pakai masker, tidak bawa tabung oksigen, dan tanpa deteksi panas. Hanya modal nekat,” jelas perintis Barameru Merapi, Samsuri, kepada solopos.com, Rabu (20/5/2015).

Apa yang dilakukan Barameru adalah inisiatif sendiri. Kebutuhan logistik semua dipenuhi sendiri. ”Kami harus benar-benar tahu kondisi medan yang baru setelah erupsi. Biar bagaimana pun kalau terjadi apa-apa pada pendaki, pasti mereka akan menghubungi Barameru. Ini wilayah kami, masak kalau mau menolong pendaki kami harus cari SAR lain,”ujar Samsuri.

Tim sukarelawan Barameru tidak hanya berpengalaman di Merapi. Lahar dan teman-temannya turut dalam evakuasi bencana Gunung Sinabung. Barameru juga terlibat dalam evakuasi longsor yang menimbun satu dusun di Banjarnegara.

Menemukan mayat menjadi hal yang biasa bagi anggota. ”Mas Lahar itu sudah menemukan 19 mayat. Saya empat mayat di Merapi,” jelas dia.

Barameru cukup bangga punya sukarelawan seperti Lahar, rescuer pertama yang menyentuh dasar kawah Merapi saat evakuasi Eri. Samsuri berharap Lahar bisa membagi kemampuannya kepada anggota yang lain.

Salah satu anggota Barameru, Gimar, 23, mengatakan menjadi sukarelawan adalah panggilan dari hati. Dia sudah bergabung dengan Barameru sejak 2002. Kemarin dia terlibat dalam evakuasi Eri sebagai seksi logistik.

”Tanggung jawab sukarelawan tidak hanya pada korban yang dievakuasi tetapi juga pada keluarga sendiri. Seperti evakuasi kemarin, tak sedikit di antara teman-teman yang sudah berkeluarga akan didiamkan, atau dimarahi sama istrinya. Opo ora ono sing ngganteni?” ujarnya.

Setiap terjadi kecelakaan gunung, ada satu pertanyaan penting yang dilontarkan komandan kepada anggotanya sebelum berangkat evakuasi. ”Kebutuhan ngomah wis dicukupi kabeh durung? Jangan sampai pikiran rescuer itu terpecah antara menolong dan rumah. Kami butuh kebersamaan dan kekompakan saat evakuasi,” jelas dia.

Mengenai evakuasi Eri, Samsuri mengakui tim SAR yang membawa kantong jenazah dijauhkan dari awak media. Itulah sebabnya, jalur evakuasi yang dikabarkan melalui New Selo akhirnya dialihkan.

Barameru mendapat wasiat penting dari keluarga Eri. ”Tidak boleh ada dokumentasi, terutama foto kantong jenazah. Keluarga tidak berkenan satupun foto kantung jenazah muncul di media,” jelas Samsuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya