SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi melihat kondisi salah satu korban selamat tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSUD Saiful Anwar, Malang, Jatim, Rabu (5/10/2022). (Biro Pers Setpres/Agus Suparto)

Solopos.com, MALANG – Tim Investigasi Polri menganalisis rekaman kamera closed circuit television (CCTV) terkait kejadian tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Polres Malang, Jawa Timur, Rabu (5/10/2022) malam mengatakan seluruh rekaman CCTV yang ada sudah dianalisis untuk dijadikan satu alat bukti terkait tragedi Kanjuruhan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Seluruh rekaman CCTV yang ada sudah dilakukan analisis dan pendalaman dan itu merupakan salah satu alat bukti petunjuk yang menjadi bahan penyidikan maupun analisa tim penyidik,” kata Dedi seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Dedi menjelaskan, rekaman CCTV yang dianalisis oleh penyidik tersebut merupakan rekaman dari pintu 9 hingga 14 di Stadion Kanjuruhan. Pada titik-titik itu banyak korban berjatuhan.

Baca Juga: 33 Anak Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Terkecil Berusia 4 Tahun

Menanggapi adanya rekaman yang beredar terkait petugas menghalang-halangi penonton yang akan keluar dari area stadion, Dedi mengatakan sebenarnya saat itu polisi yang bertugas sedang melakukan proses evakuasi.

“Anggota Polri saat mengevakuasi kepanikan itu terjadi semacam boleh dikatakan dihalang-halangi, dilempar, kemudian terjadi lari. Pada pintu 13 dan 14, anggota polisi ada yang meninggal dunia,” tuturnya.

Ia menambahkan, dalam upaya untuk mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi di Stadion Kanjuruhan harus dipandang secara utuh dan komprehensif, termasuk bagaimana kondisi stadion, terkait statuta FIFA dan sejumlah aturan lain dalam pertandingan.

Baca Juga: Sesali Tragedi Kanjuruhan, Presiden: Audit Stadion Seluruh Indonesia

“Itu sedang dikaji oleh tim. Terkait (Panpel Arema FC), ada pendalaman, masih ada beberapa keterangan yang dibutuhkan tim,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada Sabtu (1/10/2022) terjadi kericuhan seusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Baca Juga: Gubernur Jatim: Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang

Kerusuhan membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat.

Baca Juga: Dicopot, AKBP Ferli Hidayat Baru Menjabat 9 Bulan sebagai Kapolres Malang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya