SOLOPOS.COM - Tim GSGP Kementerian Pertanian turun ke Jogja untuk mengamankan harga gabah. (Istimewa-Kementan)

Solopos.com, JOGJA – Tim Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP) Kementerian Pertanian (Kementan) turun ke Jogja. Kegiatan ini dalam upaya mengamankan harga gabah di tingkat petani pada masa panen raya. Kementan bersinergi dengan Bulog siap menyerap gabah petani.

Kementan selalu siap mendukung petani dengan menerjunkan tim di lapangan untuk mengawal penyerapan gabah di tingkat petani. Menggandeng kostraling dan Bulog diharapkan aksi nyata ini mampu meningkatkan harga gabah yang sedang turun.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Enie Tauruslina Amarullah yang mengawal Tim GSGP Kementan di Jogja menyatakan bahwa sesuai dengan arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi semua bergerak turun ke lapangan. Tujuannya untuk mengamankan harga gabah, berkoordinasi dengan Bulog setempat, perpadi dan mitra.

Baca jugaKementan dan Bulog Serap 48.092 Ton GKG di Boyolali dan Grobogan

Ekspedisi Mudik 2024

Hasilnya, kata Enie, di Provinsi D.I. Yogyakarta Bulog akan menyerap gabah sebanyak 73.775 ton di daerah yang mengalami harga gabah kering panen dibawah HPP. Yakni di Kabupaten Kulon Progo, Bulog akan menyerap gabah dengan volume 18.120 ton. Kemudian di Kabupaten Sleman 44.945 ton dan Kabupaten Bantul 10.710 ton.

“Gabah yang diserap sesuai standar mutu yang dipersyaratkan dalam Harga Pembelian Pemerintah [HPP]. Dan persyaratan kualitas internal Bulog,” jelas Enie, Jumat (19/3/2021).

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebutkan langkah serap gabah ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dampak penurunan harga akibat panen raya dapat diantisipasi. “Di samping itu, kami pun meminta pemerintah daerah menyiapkan dan memperkuat stok cadangan beras di tiap Desa, Kecamatan/kostratani dan Kabupaten/Kota,” jelasnya.

Baca jugaTebing di Tepi Jalan Nanggulan-Girimulyo Longsor

Langkah Strategis

Ia mengingatkan bahwa semua pihak harus menyiapkan langkah strategis guna mengamankan produksi atau stok beras nasional. Juga harga pada saat musim panen raya padi pada Maret-April 2021.

“Bulog adalah salah satu pihak yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan pangan khususnya beras. Maka pengelolaan yang profesional menjadi kunci keberhasilan,” sebutnya.

Sebelumnya Tim GSGP sudah bergerak ke Banten dan sepakat meyerap 53.000 ton Gabah Kering Giling, di Lampung 25.000 ton, dan di Sragen 17.580 ton. Kemudian di Boyolali 24.092 ton dan di Grobogan 24.000 ton, Jambi 8.000 ton serta menyusul di provinsi dan kabupaten lain.

Kementan dalam hal ini mendorong meminimalisir kehilangan hasil, salah satunya melalui fasilitasi sarana pascapanen. Seperti disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati, bahwa sebagai bentuk kepedulian Pemerintah, Kementerian Pertanian memberikan sarana pascapanen. Seperti alat panen dan perontokan (combine harvester), sarana pengering (dryer) dan penggilingan (Rice Milling).

Baca jugaIni Strategi Kementan, Agar Stok Pangan Aman Jelang Ramadan

Persyaratan Kualitas

Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), potensi panen pada Maret 2021 seluas 1,63 juta hektare dan April seluas 1,67 hektare. Untuk itu diperlukan penanganan panen dan pascapanen yang baik. Dalam rangka pengamanan harga dan serap gabah petani, Kementan bersinergi dengan Perpadi, pelaku usaha dan Bulog.

Adapun persyaratan kualitas harga gabah sesuai Permendag No.24 Tahun 2020 tentang HPP untuk pembelian gabah/beras oleh Perum Bulog mulai berlaku 19 Maret 2020 yakni harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dengan kadar air 25% Rp 4.200 per kg. Harga GKP dengan kadar air 25% di tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg. Kemudian harga Gabah Kering Giling (GKG) dengan kadar air 14% di tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg. Lalu harga GKG dengan kadar air 14 % di gudang Bulog Rp 5.300 per kg dan harga beras dengan kadar air 14 % Rp 8.300 per kg.

Selain persyaratan yang ditetapkan dalam Permendag 24 Tahun 2020, secara khusus Perum Bulog mensyaratkan beras harus bebas dari hama penyakit, bau apek, asam atau bau asing lainnya. Lalu bebas dari campuran dedak dan bekatul serta bebas dari bahan kimia yang membahayakan dan merugikan konsumen. Serta mempunyai pH antara 6,2 sampai 7,1.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya