Solo (Solopos.com) – Tim gabungan Dinas Pengelola Pasar (DPP) dan Satpol Pamong Praja (PP) melakukan operasi penertiban pedagang di Selter Payung Manahan, Jumat (27/5) siang.
Sasarannya barang milik pedagang yang ditinggal di lokasi berjualan. Tim gabungan menyita satu gerobak wedangan, seperangkat meja kursi pedagang tengkleng dan meja kursi pedagang asesoris. Kabid PKL DPP, Dwi Wuryanto menjelaskan penertiban dilakukan lantaran pedagang bandel kendati sudah berulang kali diperingatkan. “Pekan lalu sudah kami sosialisasi, bahkan Kamis pekan lalu sudah sosialisasi door to door supaya tidak meninggalkan barang dagangan, termasuk gerobak, meja kursi dan sebagainya di tempat berjualan,” katanya.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Menurut dia ajakan berjualan secara tertib sudah dilakukan dengan menggandeng paguyuban pedagang. Namun dari total 87 pedagang Selter Payung Manahan masih ada sekitar 10 pedagang yang bandel. Dwi berharap langkah penertiban yang dilakukan tim gabungan bisa menjadi shock therapy bagi pedagang lain. Sehingga ke depannya pedagang bisa menjaga kebersihan dan ketertiban dengan tidak meninggalkan dagangan, gerobak dan alat dagangan. “Gerobak yang kami bawa bisa diambil di kantor dengan membuat surat peryataan tidak akan mengulangi kesalahan,” tegasnya.
Dwi menegaskan aspek kebersihan dan ketertiban adalah aspek penting yang tidak boleh ditinggalkan pedagang. Beberapa hari sebelum penertiban, Walikota Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala DPP, Subagiyo melihat langsung lokasi pedagang Selter Payung Manahan. Ke depan DPP akan terus memantau aktivitas pedagang Selter. Menurut dia langkah penertiban didukung pedagang lain dengan tujuan supaya jumlah pedagang bandel tidak bertambah terus. Sementara salah seorang pedagang yang gerobaknya dibawa petugas, Fiko mengaku aktif berjualan.
Dia biasa buka pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB dengan barang dagangan rambut palsu. Laki-laki yang sudah bertahun-tahun berjualan di Manahan itu mengungkapkan sebenarnya banyak pedagang yang meninggalkan alat dagang di lokasi berjualan. Dia mempertanyakan mengapa hanya gerobak miliknya yang disita ke Kantor DPP. “Banyak pedagang lain yang barangnya juga ditinggal. Tapi mengapa tidak semua barang dibawa ke Kantor DPP. Petugas bilang karena armada angkut terbatas,” keluhnya yang selama ini berjualan di depan Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).
kur