SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Pembangunan sejumlah bangunan fisik di Kota Bengawan dinilai tidak pro terhadap kalangan difabel. Untuk itu, Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) Prof Dr Soeharso bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggagas pembentukan tim advokat difabel di Solo.

Melalui tim advokat itu, kalangan difabel dapat menyalurkan aspirasi serta permasalahan mereka tanpa perlu merasa khawatir diabaikan atau tidak tersalurkan. Direktur PPRBM Prof Dr Soeharso, Sunarman, di hadapan wartawan, di Balaikota, Rabu (5/5), mengatakan kepentingan kalangan difabel kerap diabaikan dalam proses pembangunan di Solo. Salah satu contoh nyatanya, jelas dia, pembangunan pasar tradisional yang tidak memberi akses bagi difabel.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tak hanya soal pembangunan pasar, ide-ide kaum difabel juga sering disingkirkan saat digelar musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang), karena minim dukungan dari masyarakat umumnya.
“Selama ini, kami tidak bisa menyalurkan keinginan atau ide lewat jalur biasa, seperti Musrenbang. Sering sekali kepentingan kami <I>mandek<I> di situ, karena tidak banyak yang mendukung. Melalui tim ini, kami harap, kepentingan difabel, khususnya menyangkut penyediaan akses bagi difabel tersalurkan,” papar Sunarman, saat ditemui wartawan, seusai rapat pembentukan tim advokat difabel, di Balaikota, Rabu (5/5).

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya