SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian. (Solopos-Rudi Hartono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Hama tikus serang sedikitnya 363 hektare (ha) lahan pertanian padi di Kabupaten Sukoharjo sepanjang tahun ini. Serangan hama pengerat ini masih menjadi ancaman di saat memasuki musim tanam (MT) II.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan hama tikus menjadi ancaman besar petani lantaran bisa merusak tanaman. "Selama Januari hingga saat ini saja ada 363 ha lahan yang diserang hama tikus. Ini tersebar di seluruh Sukoharjo," katanya, Senin (21/6/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perinciannya, Weru 51 ha, Bulu 7 ha, Tawangsari 29 ha, Sukoharjo 51 ha, Nguter 35 ha, Bendosari 56 ha, Polokarto 46 ha. Kemudian Mojolaban 25 ha, Kecamatan Grogol 14 ha dan Baki 49 ha.

Baca Juga: Tak Pernah Bosan, Koramil dan Polsek Gatak Sukoharjo Terjun ke Lapangan Imbau Penerapan 5M

Ekspedisi Mudik 2024

Bagas mengatakan untuk mengatasi hama tikus yang serang tanaman padi di Sukoharjo ini ia telah menerjunkan petugas untuk memberikan pendampingan kepada para petani. Bagas juga meminta pada petani memperbanyak kegiatan pemberantasan hama tikus seperti gerakan gropyokan serentak.

Kemudian petani diminta melakukan tanam serentak. Serangan hama ini dipicu faktor perubahan cuaca dan pola tanam tidak serentak. "Serangan hama tikus ini berdampak pada hasil panen petani yang tidak optimal. Petani akan mengalami kerugian besar jika tidak diatasi," katanya.

Selain hama tikus yang serang tanaman padi, Bagas mengatakan serangan hama penggerek batang juga menjadi ancaman bagi petani Sukoharjo. Data dari Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, secara kumulatif sepanjang 2021 lahan seluas 162 ha diserang hama penggerek batang.

Baca Juga: Hampir Penuh, Daya Tampung RS Rujukan Covid-19 Sukoharjo Sudah Terisi 92%

Gropyokan Sebelum Masa Tanam

Perinciannya, Weru 2 ha, Tawangsari 2 ha, Sukoharjo 7 ha, Nguter 3 ha, Polokarto 8 ha, Baki 51 ha, Gatak 76 ha, dan Kartasura 13 ha. "Di Sukoharjo hanya dua kecamatan bebas dari serangan hama tikus yakni Gatak dan Kartasura," katanya.

Kepala Desa Pranan Kecamatan Polokarto, Jigong Sarjanto mengatakan gropyokan tikus yang serang tanaman padi efektif dilakukan sebelum pengolahan lahan memasuki musim tanam. Kegiatan ini pun secara intensif akan dilakukan guna membasmi tikus hingga ke sarangnya. "Kami akan pantau semua tikus di lubang-lubang areal persawahan. Saat ini hama tikus masih menjadi ancaman bagi petani di sini," katanya.

Jigong berharap gropyokan tikus aktif dilakukan petani agar lahan pertaniannya tidak diserang hama tersebut. Menurutnya, tikus mudah berkembang biak saat musim penghujan sehingga perlu keaktifan para petani memberantas hama tersebut.

Baca Juga: Pendaftaran Dimulai Senin Ini, PPDB SMP Sukoharjo Siap Tampung 9.894 Siswa

Salah satunya melalui gerakan gropyokan tikus secara massal dan berkelanjutan agar tak lagi serang tanaman padi di Sukoharjo. Dengan gropyokan, populasi tikus tidak meningkat saat mulai melakukan penanaman utamanya dalam tahap persemaian.

Dampak serangan tikus terhadap tanaman sangat luar biasa yakni bisa mengakibatkan gagal panen atau puso. "MT I kemarin hasil produksi padi petani di Pranan turun 10 persen-15 persen karena serangan tikus. Kami berharap MT II ini hasilnya maksimal, tidak ada penurunan produksi padi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya