SOLOPOS.COM - Istimewa/BPBD Sragen Tim gabungan BPBD, polisi, dan petugas kesehatan memeriksa kondisi jenazah petani korban jebakan tikus berlistrik saat evakuasi di Dukuh Ngaringrejo, Desa Newung, Sukodono, Sragen, Kamis (22/4/2021).

Solopos.com, SRAGEN — Hama tikus masih menjadi momok bagi para petani Sragen. Serangan hewan pengerat ini mengganas setelah jalan tol Solo-Sragen dibangun.

“Saya menyadari hama tikus itu jadi problem bagi petani setelah ada jalan tol. Sebelum ada jalan tol, petani tak disibukkan denga hama tikus,” kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat menyerahkan bantuan alat mesin pertanian di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP), Rabu (29/12/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dampak meningkatnya serangan tikus, petani banyak yang memasang jebakan tikus menggunakan aliran listrik. Nahasnya, jebakan tikus beraliran listrik itu tak cuma membuat hewan mamalia itu mati, namun juga petani. Sejak 2019 hingga saat ini sedikitnya ada 21 warga Sragen yang kebanyakan petani meregang nyawa akibat jebakan tikus beraliran listrik tersebut.

Baca Juga: Sragen Marak Jebakan Tikus, DPRD Jateng: Sawah Seperti Pasar Malam!

Meski sudah banyak jatuh korban, sebagian petani masih nekat memasang jebakan tikus beraliran listrik karena jenagh dengan hewan pengerat itu. Biasanya, sebagai penanda adanya jebakan tikus, petani memasang lampu di tepi sawah yang berpijar di malam hari.

Bupati Yuni sudah mengingatkan para petani supaya tidak memasang jebakan tikus beraliran listrik karena sudah banyak petani yang menjadi korban. Untuk mengatasi banyaknya jebakan tikus ini, Pemkab Sragen akhirnya membentuk tim patroli jebakan tikus beraliran listrik. Operasi akan dilakukan secara insindental.

Tim patroli in berisi personel gabungan dari beberapa instansi seperti Distan KP, PLN, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Polres Sragen. Tim patroli itu bertugas memberi teguran kepada petani yang masih nekat memasang jebakan tikus beraliran listrik. Dia menjelaskan menghilangkan nyawa orang lain secara sengaja atau tidak sengaja itu bisa masuk tindak pidana.

Baca Juga: Cerita Bupati Yuni Dapat WA dari Gubernur Jateng: Kok Masih Ada Ya?

“Kalau masih nekat lagi diberi teguran keras, ada surat peringatan 1, 2, dan seterusnya. Semua itu dilakukan supaya petani sadar. PLN sebenarnya tidak pernah memberi izin penggunaan listrik untuk jebakan tikus. Ayo tidak pasang jebakan tikus. Silakan tiru para petani di Celep yang membeli burung hantu. Mohon, jangan menggunakan listrik untuk jebakan tikus supaya tak ada lagi nyawa melayang,” pintanya.

Ditegur Gubernur

Bupati mengaku mendapatkan pesan Whatsapp dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berupa berita online yang mengabarkan petani Sragen meninggal dunia karena jebakan tikus beraliran listrik.

“Pesannya hanya singkat. Kok masih ada ya? Kemudian saya jawab bahwa Sragen sudah melakukan sosialisasi ke desa-desa tetapi masih ada korban yang tersetrum,” katanya.

Baca Juga: Misteri Perempuan Berkulit Mirip Ikan di Waduk Gebyar Sragen

Camat Sidoharjo, Sragen, Agus Tri Pranoto, menyampaikan sudah ada patroli jebakan tikus di wilayahnya menggandengn aparat Polsek dan Koramil Sidoharjo. Selain itu, tim patroli itu juga sering menggelar rapat koordinasi dengan kepala desa se-Kecamatan Sidoharjo untuk sosialisasi.

“Kami sering mengimbau para petani agar tidak pasang jebakan tikus. Kalau masih ada petani yang nekat itu delikan [sembunyi-sembunyi]. Kemudian dilepas ketika ada operasi patroli. Kami juga ada gerakan gropyokan tikus secara rutin. Mudah-mudahan masyarakat sadar bahaya strum,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya