SOLOPOS.COM - Louis van Gaal (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Belum pernah satu kali memberi kemenangan dalam tiga laga, bahkan kebobolan empat gol tanpa balas dari klub level ketiga, MK Dons, ternyata ada tiga “dosa” yang dibuat manajer anyar Manchester United (MU), Louis Van Gaal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Van Gaal mencatat awal yang sungguh memprihatinkan, karena dalam tiga laga, pelatih Belanda itu tanpa pernah membawa skuat Setan Merah meraih kemenangan.

Setelah kalah 1-2 dari Swansea dan menuai hasil imbang 1-1 dari Sunderland di ajang Premier League, akhirnya United terdepak dari Piala Liga setelah menelan kekalahan 0-4 dari MK Dons.

Van Gaal berharap kepada para suporter United dapat menyikapi hasil yang mengecewakan itu dengan bijak dan bersabar menanti hasil.

Ini lantaran Manchester United kembali menuai bahan olok-olok seantero Inggris. Meminjam kosa kata teologis, lantas “dosa” apa yang telah dilakukan pelatih asal Belanda itu?

Opta mencatat bahwa untuk kali pertama sepanjang perjalanan sejarah, United kebobolan empat kali di Piala Liga dari tim yang berasal dari kasta yang lebih rendah. MK Dons saat ini cuma berlaga di Football League One alias level ketiga dalam jenjang sepak bola Inggris. The Dons bahkan berdiri 10 tahun lalu.

Dari perbandingan dana transfer pemain, United menggelontorkan fulus hampir 400 juta pound, sementara Dons mengeluarkan duit cuma 620 ribu pound. De facto, United yang bernilai jutaan pound justru dikalahkan oleh sebuah klub yang bernilai ribuan pound saja.

Mereka yang berkubang dengan urusan surgawi, lantas memanggil malaikat penghuni taman Eden memberi label “dosa” kepada apa yang telah dicapai dan telah dibuat oleh pelatih asal Belanda itu.

Kekalahan beruntun, kemasukan empat gol, dan kecerobohan dalam penggunaan dana bagi pembelian pemain merupakan tritunggal kesalahan yang dibuat Van Gaal.

Selain itu, mantan pelatih timnas Belanda itu menempuh tiga dosa di rel lokomotif kejayaan Manchester United.

Dari tiga dosa itu, tanpa ingin berlama-lama, dengan nada rileks, mantan bek timnas Inggris Tony Adams lantas menuding bahwa strategi memasang tiga bek di lini pertahanan justru meninggalkan lubang kelemahan yang dapat dimanfaatkan bahkan ditembus oleh para penyerang lawan.

Mengapa tiga bek yang dipasang Van Gaal di jantung pertahanan United terbilang mandul? Jelas, formasi ini tidak pas benar dengan filosofi permainan dan penampilan United selama ini, sebagaimana dikutip dari situs Telegraph.

Buktinya, berangkat dari hitung-hitungan laga start yang pernah dan sedang dilakukan tiga manajer United, ternyata capaian Van Gaal divonis terburuk dibandingkan dengan raihan dari Sir Alex Ferguson (1986) dan David Moyes (2013).

Capaian Van Gaal lantas disandingkan dengan Moyes. Ternyata, Moyes lebih oke, karena mampu menghantar MU ke semifinal Piala Liga musim lalu. Apa mau dikata, bukan salah bunda mengandung, bila United kini hanya berlaga di kompetisi domestik.

Setelah menyaksikan dan melihat skuat kesayangannya menuai hasil negatif, fans United mulai mual-mual karena terlalu banyak menenggak pil plasebo berisi gula semata.

Van Gaal pelatih sarat pengalaman. Ia digadang-gadang mampu mengembalikan kejayaan United. Ia lantas dianggap dan dapat diiibaratkan sebagai pil plasebo bagi kepahitan hidup yang tengah dialami fans Setan Merah.

Boleh jadi, fans United tengah mengalami tekanan, setelah United terus meredup di bawah arahan Moyes. Situasi yang dialami fans Setan Merah berpadanan dengan arti kata plasebo dan nosebo. Plasebo artinya “aku akan membuat senang”. Nosebo artinya “aku akan membuat celaka”.

Efek nosebo merupakan efek berbahaya yang diciptakan oleh keyakinan dan pengharapan pasien bahwa suatu sumber bahaya telah diberikan kepada pasien. Di sini, dosa tak terampuni yang dibuat fans.

Fans berharap bahwa Van Gaal dapat memberi kesenangan dan kemenangan dengan membesut Wayne Rooney dan kawan-kawan. Fans melupakan bahwa Van Gaal juga berpotensi membuat celaka berujung tiga dosa.

Sejumlah orang menyatakan bahwa efek plasebo merupakan mitos. Efek plasebo hanya dapat bekerja bagi orang yang mudah ditipu karena semata mengandalkan kepada keyakinan pasien.

Masa lalu yang serba gemerlap bertabur kemenangan demi kemenangan utamanya ketika di bawah arahan manajer gaek Ferguson. Fergie pensiun, datanglah Moyes. Pelatih ini bekerja kemudian berujung pemecatan.

Kini harapan bertumpu kepada sentuhan Midas dari Van Gaal, dan kenyataannya justru sebaliknya. Mitos telah melekat dalam sanubari fans United bahwa Van Gaal terbukti sukses memainkan skema bertahan dengan memasang lima permain di lini pertahanan ketika membesut timnas Belanda di Piala Dunia 2014 di Brasil.

Hanya saja, skema serupa tidak berjalan mulus ketika diterapkan di mesin United, karena dogma yang diajarkan pelatih terdahulu adalah menyerang, menyerang, dan menyerang. Ini dosa pertama yang dibuat Van Gaal.

Lini pertahanan United sesungguhnya tidak memerlukan tiga bek tengah yang semata-mata menjalankan tugas sebagai bek tengah murni. Di sini Van Gaal tidak punya tiga bek tengah yang mampu mengemban tugas sebagai full-bek. Skema ini pernah diterapkan dengan apik oleh pelatih Terry Venables.

Dosa Van Gaal menjadi-jadi dengan menurunkan pemain lapis kedua. Dari 11 starter yang diturunkan ketika menghadapi Sunderland akhir pekan lalu, hanya tersisa David De Gea.

Penggawa senior tinggal lima pemain saja, yakni Jonny Evans, Shinji Kagawa, Anderson, Javier Hernandez, dan Danny Welbeck. Selebihnya, Van Gaal menurunkan tim junior United, yakni Saidy Janko, Marrnick Vermijl, Michael Keane, Reece James, dan Andreas Pereira.

Di mata amatan Tonny Adams, formasi Venables mengandalkan satu bek tengah dan dua full-bek yang dimainkan oleh Gary Neville dan Stuart Pearce.

Tiga pemain sayap berperan sebagai pemain yang ofensif yang tidak perlu ambil peduli dalam membantu lini pertahanan. Peran ini diambil oleh Darren Anderton di sisi kanan dan Steve McManaman di sisi kiri.

Selain itu, Gareth Southgate didaulat sebagai gelandang pengangkut air, yang bisa saja turun membantu pergerakan Neville dan Pearce. Terbukti bahwa racikan Venables ini sangat cair karena secara lugas memberi kesempatan dan keleluasaan pemain melakukan rotasi.

Dosa kedua Van Gaal, yakni tidak menimba pelajaran yang selama ini diberikan oleh mantan pelatih timnas Inggris Glenn Hoddle. Pelatih ini bersama pelatih-pelatih lainnya menggunakan lima pemain belakang, yaitu Adams, Southgate, dan Sol Campbell, ditambah dua ful bek yakni Neville, dan Graeme Le Saux.

Alhasil, lini pertahanan kian solid, karena ditunjang oleh lima pemain bertahan. Hanya saja, penerapan pola ini ada plus dan minusnya juga. Di Piala Dunia 1998, Neville berperan sebagai bek sayap dan Campbell benar-benar menjalankan tugasnya sebagai bek dengan maksimal. Sistem ini lantas begitu defensif.

Dosa ketiga, Van Gaal melupakan dan mengabaikan peran gelandang tengah yang mampu beradaptasi.



Implikasinya, jika menempatkan tiga pemain di lini tengah, maka ketiganya perlu lebih mengambil tugas ekstra, yakni, yakni berlari dari satu sisi ke sisi lain untuk melapis sesama pemain. Ketiga pemain ini juga perlu membuka ruang. Ini yang justru diabaikan Van Gaal.

Atas tiga dosa-dosa yang dilakukan itu, Van Gaal meminta kepada seluruh fans Manchester United (MU) agar tetap percaya dan bersabar menyusul kekalahan menyakitkan 0-4 dari klub level ketiga, MK Dons.

Van Gaal berharap kepada para suporter United dapat menyikapi hasil yang mengecewakan itu dengan bijak dan bersabar menanti hasil.

“Hasil ini merupakan hal yang sulit diterima fans. Saya dapat memahaminya, hanya saja mereka harus percaya dengan filosofi kami.” kata Van Gaal kepada MUTV.

“Pada akhirnya mereka akan mengadili, meski tidak sekarang. Saya berharap mereka tetap mempercayai klub dan mempercayai filosofi kami karena filosofi kami memang memerlukan waktu. Kami sedang dan terus membangun sebuah tim, tidak hanya dalam waktu sebulan, atau setahun saja.”

Van Gaal terkesan dengan sambutan dari seluruh fans United. Ia menyaksikan bahwa fans mendukung capaian United.

“Hasil pertandingan melawan Sunderland sungguh membuat fans tidak percaya. Bagi saya, hasil itu tidak dapat dipercaya juga. Saya tidak ingin kehilangan dukungan dari fans Manchester United. Saya ingin memberi kemenangan bagi mereka, dan saya berharap kami mampu bangkit dari kekalahan ini,” katanya sebagaimana dikutip dari situs MU.

Ketika menganalisis penyebab kekalahan United dari Dons, Van Gaal lantas mengutip bahwa ada beberapa hal yang belum senuhnya berjalan maksimal.

“Ada sejumlah kekeliruan di saat yang tidak tepat juga. Ketika Anda menyaksikan gol-gol yang bersarang ke gawang kami, saya percaya ada sejumlah kekeliruan besar. Ketika Anda melakukan kekeliruan seperti ini, anda bakal beroleh hasil negatif.”



Di bawah altar kubah katedral Old Trafford, Van Gaal berkata sambil menepuk dada, “mea culpa, mea culpa, mea culpa” (ini kesalahanku, ini kesalahanku, ini kesalahanku).





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya