SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Rupiah sepertinya belum puas juga menaklukkan dolar Amerika Serikat (AS). Selama tiga hari beruntun nilai tukar rupiah terus terapresiasi terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 62 poin atau 0,43% di level Rp14.439 per dolar AS pada perdagangan Rabu (19/12/2018), melanjutkan penguatannya dari penutupan perdagangan Selasa (18/12/2018) ketika berakhir terapresiasi 79 poin atau 0,54% di posisi 14.501.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penguatan nilai tukar rupiah mulai berlanjut dengan dibuka menguat 66 poin atau 0,46% di level Rp14.435 per dolar AS pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp14.353 – Rp14.439 per dolar AS.

Bersama rupiah, won Korea Selatan yang terapresiasi 0,58% memimpin penguatan mayoritas mata uang di Asia terhadap dolar AS hari ini. Mata uang lain yang menguat di antaranya rupee India dan dolar Taiwan yang masing-masing terapresiasi 0,06% dan 0,12%.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau  melemah 0,281 poin atau 0,29% ke level 96,823 pada pukul 18.37 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka di zona merah dengan koreksi 0,194 poin atau 0,2% di level 96,910, setelah pada perdagangan Selasa (18/12) berakhir naik hanya 0,004 poin di posisi 97,104.

Dilansir dari Bloomberg, rupiah dan won memimpin penguatan mata uang di Asia setelah harga minyak mentah terjerembab. Pada saat yang sama, dolar AS dan imbal hasil obligasi AS turun di tengah ekspektasi laju kenaikan suku bunga bersifat dovish dari Federal Reserve AS.

Harga minyak AS tetap bertahan di kisaran level US$46 per barel setelah terjun lebih dari 7% pada perdagangan Selasa (18/12) di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dan pesimisme mengenai prospek permintaan akibat dampak perang perdagangan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Pada perdagangan Selasa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019 berakhir terperosok US$3,64 atau 7,3% di level US$46,24 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendahnya sejak 30 Agustus 2017.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari 2019 ditutup terjerembab US$3,35 atau 5,62% di level US$56,26 per barel di ICE Futures Europe exchange di London.

Penguatan mata uang utama importir minyak mentah termasuk rupiah dan rupee India pun mendorong indeks MSCI mata uang negara berkembang naik lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut.

“Penurunan harga minyak akan mengurangi sebagian kekhawatiran di antara investor atas defisit perdagangan Indonesia,” ujar Hariyanto Wijaya, kepala riset di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, seperti dilansir Bloomberg.

Sementara itu, indeks dolar AS melemah akibat terbebani spekulasi bahwa The Fed akan mengisyaratkan rencana untuk memperlambat laju kenaikan suku bunganya di masa mendatang dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir hari ini waktu setempat (Kamis dini hari WIB).

“Sebagian besar mata uang Asia emerging market bergerak lebih tinggi saat dolar AS melemah pada malam pertemuan FOMC,” kata Ken Cheung, pakar senior valas di Mizuho Bank di Hong Kong.

Head of equity research Sinarmas Sekuritas, Evan Hadiwidjaja mengatakan nilai tukar rupiah berkinerja sangat baik hari ini menyusul pelemahan minyak mentah yang mencapai 7% serta ekspektasi terhadap komentar dovish dari The Fed.

“BI juga sangat mendukung penguatan rupiah dengan kebijakan pre-emptive dan front-loading,” ungkap Evan, seperti dikutip Bloomberg.

Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah, penguatan nilai tukar rupiah yang terlihat di pasar spot dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward) merupakan hasil dari rencana lelang DNDF oleh Bank Indonesia.

“Lelang dan intervensi tersebut selain untuk menjaga stabilitas rupiah, juga untuk membuat pasar DNDF menjadi lebih berkembang dan likuid,” jelas Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya