Solopos.com, SOLO – Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah dan ampunan. Setiap muslim disarankan memperbanyak amal salih di bulan Ramadan. Bahkan, ada hadis menyebut tidurnya orang yang berpuasa merupakan ibadah. Benarkah demikian?
Hadis tentang tidurnya orang berpuasa ibadah diriwayatkan oleh Abdullah bin Aufi. Adapun arti dari hadis itu adalah, “tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Doanya adalah doa yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Hadis itu diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman. Hadis di atas dinilai daif karena ada perawi yang dianggap lemah, yakni Ma’ruf bin Hasan. Ada juga perawi lain yang lebih lemah, yakni Sulaiman bin ‘Amr. Dalam riwayat lain, hadis ini diriwayatkan oleh Allah bin Amr yang dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam kitab Takhrijul Ihya’.
Dalam video viral di Youtube yang ditonton Solopos.com, Senin (13/5/2019), Ustaz Syam menjelaskan, tidak semua tidurnya orang berpuasa bernilai ibadah. “Tidurnya orang yang berpuasa adalah pahala, tidur yang bagaimana dulu tapi?” katanya.
“Tidur yang berpahala itu kalau dia sambil ngaji, terus ketiduran. Bukan habis salat subuh langsung tidur. Misalnya begadang malamnya habis tarawih, terus habis sahur tidur atau habis subuh tidur sampai zuhur baru bangun, bukan itu yang berpahala. Yang berpahala itu habis ngaji, ketiduran. Dan gak lupa salat,” terangnya.
Sayangnya, hadis daif di atas seringkali dipakai sebagai alasan orang berpuasa untuk bermalas-malasan. Padahal, tidur berlebihan hukumnya makhruh dan bisa mengurangi pahala puasa. Jika Anda tidur berlebih saat puasa dan meninggalkan aktivitas yang seharusnya dikerjakan, maka berkah puasa Ramadan akan berkurang.